Meneguhkan Tradisi Ilmu Al-Qur’an di Kampung Padasuka

PORTALBELANEGARA, Garut || Dalam suasana khidmat yang sarat makna, Masjid Jami Nurul Jannah, yang terletak di Kampung Padasuka RT 03 RW 03, Desa Padasuka, Kecamatan Cikajang, Kabupaten Garut, menjadi saksi atas berlangsungnya penutupan Simaan Qur’an bil Ghoib 30 Juz, pada Kamis malam (17 April 2025). Sebuah tradisi agung yang terus dijaga oleh masyarakat pesantren dan pecinta Al-Qur’an, sebagai warisan keberkahan di tanah selatan Garut.

Kegiatan ini bukan hanya sebuah seremoni, melainkan puncak dari proses spiritual panjang yang melibatkan hafalan, pendalaman makna, serta semangat menjaga Kalamullah. Dipimpin langsung oleh KH. Parhanudin, S.Pd.I., selaku Pimpinan Pondok Pesantren Riyadul Qur’an Padasuka, acara ini juga dihadiri oleh pimpinan Pondok Pesantren terkemuka seperti KH. Suherlan, S.H.I. (Pimpinan PP Cipari Pangatikan) dan KH. Muhammad Soleh Al Hafidz (Pimpinan PP Tahfidz Madinatul Barucadas Sukawening), yang turut menyemarakkan dengan wejangan penuh hikmah dan semangat dakwah.

Sebanyak 17 Hafiz dan Hafidzah dengan penuh khidmat memperdengarkan hafalan Al-Qur’an secara bil ghoib, mulai dari Juz 1 hingga 30. Suara lantang nan lembut para penjaga wahyu ini menggema di antara dinding masjid, menghadirkan getaran ruhani bagi siapa pun yang mendengarnya. Tidak hanya mencerminkan daya ingat dan kedisiplinan tinggi, tapi juga menampilkan ketulusan hati, perjuangan panjang, serta cinta suci terhadap kitab suci Al-Qur’an.

KH. Parhanudin menyampaikan bahwa kegiatan Simaan Qur’an bil Ghoib merupakan metode yang telah diwariskan turun-temurun oleh para ulama, bukan sekadar untuk menguji hafalan, melainkan sebagai upaya memperkuat sanad keilmuan dan membentuk karakter Qur’ani dalam kehidupan sehari-hari.

“Ini bukan sekadar penutupan, tapi penegasan bahwa kampung kecil seperti Padasuka mampu menjadi pelita cahaya Al-Qur’an. Kita ingin membangun generasi yang tidak hanya hafal, tetapi juga berakhlak Qur’ani. Yang menjadikan Al-Qur’an sebagai nafas dan pijakan hidup,” ujarnya penuh haru.

Dihadiri oleh DKM KH. Deni Saipurrohman, Ketua panitia Ustadz Hadi Aryana Al-Hafidz Dihadiri oleh para tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh pemuda, para santri santriat dan simpatisan dari berbagai kalangan, kegiatan ini menjadi bukti bahwa semangat pendidikan Islam tidak pernah padam, bahkan di tengah keterbatasan desa. Acara juga diisi dengan pemberian apresiasi kepada para donatur, pengasuh, orang tua santri, dan seluruh elemen masyarakat yang telah berkontribusi secara moril maupun materiil dalam kelangsungan kegiatan ini.

KH. Parhanudin menambahkan, setiap rupiah yang disumbangkan, setiap tenaga yang dikerahkan, adalah bagian dari ladang amal yang tak ternilai, dan ia memohon maaf bila selama pelaksanaan terdapat kekurangan. Ia berharap kegiatan ini menjadi pelecut semangat dakwah dan pendidikan di masa yang akan datang.

“Semoga semua pengorbanan dibalas Allah SWT dengan pahala tak terhingga. Dan kekurangan yang ada, semoga menjadi pelajaran untuk lebih baik. Inilah perjuangan mencetak generasi Rabbani, generasi yang menjadi penyejuk mata, pelindung umat, dan penjaga Al-Qur’an,” ucapnya.

Acara ditutup dengan doa bersama, memohon keberkahan atas ilmu, usia, dan perjuangan para santri serta pengasuh. Tangis haru, senyum syukur, dan tekad untuk melanjutkan perjuangan tampak menyatu dalam balutan kesederhanaan yang agung.

Dengan terselenggaranya kegiatan ini, Desa Padasuka kembali meneguhkan diri sebagai titik cahaya ilmu dan iman di Garut Selatan. Tempat di mana generasi Qur’ani ditempa tidak hanya dengan hafalan, tapi juga dengan nilai, akhlak, dan semangat pengabdian kepada Allah SWT dan umat manusia. (Gae’s/JN-Cepi Gantina)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!