Refleksi Kegiatan Pelantikan dan Workshop MGMP Bahasa dan Sastra Indonesia Aula KCD Wilayah XI Kabupaten Garut

PORTALBELANEGARA.COM – Dua tahun berlalu begitu singkat. Pandemi yang selama ini membatasi ruang gerak telah dapat kita lewati bersama. Berlalu sudah pembatasan sosial berskala besar, berlalu sudah masa geliat belajar dari rumah atau Work From Home. Namun WFH itu sesekali kita lakukan bila tidak ada jadwal mengajar ke kelas. Walaupun demikian, tidak mengurangi semangat kita dalam mengajar untuk membentuk pribadi siswa yang terpelajar.

Selama dalam masa pandemi tersebut, ruang gerak MGMP Bahasa Indonesia pun seolah terbatas, banyak ketakutan dan kekhawatiran yang hinggap di hati bila berkumpul dan bersua untuk membahas berbagai permasalahan pembelajaran khususnya bidang Bahasa Indonesia. Hal itu dikarenakan masih dalam masa merebaknya wabah virus corona yang kadangkala tidak kita sadari bisa menyerang tubuh kita ketika kita lupa atau lengah tidak menerapkan 5M dengan ketat.

Namun saat ini, di awal tahun 2022, alhamdulillah, dengan kasih sayang dan kuasa-Nya, wabah virus corona telah berlalu, pembelajaran pun dilaksanakan secara normal kembali, mulai dari tingkat SD sampai tingkat SMA/SMK. Harapan kami, mudah-mudahan dengan pembelajaran secara tatap muka ini dapat meningkatkan semangat belajar siswa yang mulai menurun dikarenakan pembelajaran secara daring. Kegiatan ekstrakurikuler pun mulai semarak kembali dilaksanakan di sekolah.

Tak ketinggalan, seiring dengan berjalannya waktu, MGMP Bahasa Indonesia pun mulai “menggeliat”. Yang selama ini, para guru, hanya dapat berkomunikasi dan berbagi pengalaman serta berbagi ide dan gagasan lewat WA, kini kita dapat berkomunikasi dan bersua secara langsung. Hal itu ditandai dengan terlaksananya kegiatan Pelantikan Pengurus Baru MGMP Bahasa Indonesia SMA /SMK yang dilanjutkan dengan kegiatan Workshop, pada tanggal 24 Mei 2022 di Aula KCD XI Kabupaten Garut. Workshop ini bertema “Peran MGMP pada Era Kurikulum Merdeka “. Dengan terlaksananya kegiatan tersebut merupakan angin segar bagi para pengurus serta para guru Bahasa Indonesia tingkat SMA/SMK Kabupaten Garut untuk menggali potensi diri dalam bidang literasi serta berbagi ide dan pengalaman untuk meningkatkan kualitas pembelajaran khususnya pada materi bahasa Indonesia. Selain itu dapat menepis imaje yang kurang baik bagi MGMP Bahasa Indonesia yaitu “wujuudu kaadamihi”. Ada tapi seperti tidak ada.

Sambutan dan arahan kepala KCD Wilayah XI, Bapak Drs Aang Karyana, M.Pd

Acara pelantikan dan Workshop ini dibuka oleh Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah XI Drs. Aang Karyana, M.Pd, sebagai keynote speakers. Beliau menyatakan dan berharap bahwa MGMP Bahasa Indonesia merupakan wadah untuk menyampaikan aspirasi para guru Bahasa Indonesia dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolahnya masing-masing. “Silakan para guru untuk menyampaikan keinginan dan harapannya melalui MGMP Bahasa Indonesia, Kegiatan apa yang akan dilaksanakan, sampaikan melalui MGMP ini”. Begitu ungkapan beliau dalam sambutannya. Selain itu beliau pun menyatakan bahwa rencana ke depan, MGMP akan dibina oleh salah seorang pengawas KCD XI Kabupaten Garut.

Acara selanjutnya yaitu pelantikan pengurus MGMP Bahasa Indonesia Masa Bakti 2022-2026 yang dipimpin langsung Kepala KCD Wilayah XI Kabupaten Garut. Satu tuntutan yang harus dilaksanakan oleh pengurus MGMP yang baru yaitu mau meluangkan sebagian waktunya untuk kegiatan MGMP Bahasa Indonesia dengan penuh keikhlaan dan tanggung jawab. Sumpah adalah janji yang harus ditepati, namun tentunya dilaksanakan sesuai dengan kemampuan masing-masing.

Selesai acara pelantikan, dilanjutkan dengan kegiatan workshop yang dimoderatori oleh Bapak Agus Rohaendi, S.Pd. dari SMA 23 Garut. Tema yang diusung dalam workshop kali ini adalah Implementasi Kurikulum Merdeka. Pemateri yang pertama adalah Drs. H. Nanang Hambali, S.H., M.Pd. Beliau memberikan materi tentang “Peran MGMP pada Era Kurikulum Merdeka”. Beliau menjelaskan bahwa MGMP sangat berperan penting dalam pembelajaran pada kurikulum merdeka. Melalui MGMP, para guru dapat berkomunikasi, berkonsultasi, dan saling berbagi informasi serta pengalaman. Hal yang menarik dari metode yang digunakan Pemateri adalah diawali dengan sebuah lagu dengan lirik sederhana untuk meningkatkan kecintaan para peserta pada bahasanya yaitu Bahasa Indonesia. Lirik yang sederhana namun menggugah semangat dan antusiasme peserta workshop. Para peserta pun antusias menyanyikannya. “Bahasa, bahasa, bahasaaa, B dan A, H dan A, S dan A. Bahasa, bahasa, bahasa, milik kita semuaa”. Demikian lirik lagu yang disampaikan pemateri di awal acara. Tentunya metode ini menginspirasi peserta untuk mengaplikasikannya di dalam kelas, agar siswa tidak bosan belajar bahasa Indonesia.

Drs. H. Nanang Hambali, S.H., M.Pd. menyampaikan materinya

Pada kesempatan selanjutnya, beliau pun menyampaikan bahwa di zaman sekarang, guru dituntut agar mampu beradaptasi dengan perkembangan pendidikan saat ini dengan kemajuan teknologi informasi yang semakin berkembang pesat. Peran guru tidak akan tergantikan oleh kemajuan teknologi. Namun, bisa jadi guru yang tidak bisa menggunakan teknologi akan tergantikan. Oleh sebab itu, guru harus senantiasa meng-upgrade atau meningkatkan kualitas dirinya dalam mengajar. Dalam hal ini MGMP bisa menjadi salah satu wadah untuk meningkatkan kualitas diri dalam mengajar.

Setelah mendengarkan pemaparan dari Drs. H. Nanang Hambali, S.H., M.Pd. yang begitu enerjik, moderator membuka sesi tanya jawab. Ada dua orang peserta yang menyampaikan pertanyaannya berkaitan dengan materi yang dijelaskan. Di akhir sesi tanya jawab, peserta tersebut mendapatkan door frize dari panitia berupa sebuah buku karya guru-guru bahasa Indonesia. Hal ini tentunya dapat meningkatkan semangat dan motivasi para peserta dalam bidang literasi.

Setelah beristirahat sejenak untuk melakukan sholat dan makan, pemateri selanjutnya yaitu dari Bapak Darpan, M.Pd. Beliau menyampaikan materi tentang “Menumbuhkan Literasi Guru”. Sama halnya dengan apa yang disampaikan oleh pemateri pertama, Bapak Darpan, M.Pd. pun menekankan kepada guru untuk meningkatkan kemampuannya dalam bidang literasi. Menurut beliau, zaman akan terus berubah, sehingga kita sebagai guru pun harus mengikuti perubahan yang ada. Ada empat jenis literasi yang dibutuhkan oleh seorang guru yakni literasi kurikulum merdeka, literasi bahasa dan sastra, literasi digital, serta literasi sosial.

Darpan, M.Pd menyampaikan materinya

Untuk memahami literasi kurikulum merdeka, guru harus menguasai konsep berikut ini:

  1. Profil Pelajar Pancasila: dimensi, elemen, sub elemen
  2. Alur pembelajaran, model pembelajaran, projek, asesmen
  3. Literasi dan Numerasi
  4. Merdeka Melajar, Paradigma baru, Flatform digital.

Adapun untuk literasi bahasa dan sastra, guru bahasa harus melakukan hal-hal sebagai berikut:

  1. Mengikuti trend kebahasaan, mencermati kosa kata baru atau padanan kata asing yang disosialisasikan lembaga kebahasaan
  2. Memilih dan membaca buku-buku kanonik sebagai alternatif bahan ajar, merawat kekayaan sastra dan bahasa, serta menghargai budaya bangsa.
  3. Terus menggali berbagai teori kebahasaan dan kesastraan sebagai bagian dari kompetensi profesional.
  4. Mendorong tumbuhnya minat baca baik di kalangan murid maupun teman sejawat.
  5. Mencermati trend perkembangan sastra nasional dan masalah-masalahnya
  6. Menulis fiksi dan nonfiksi sebagai bagian dari pengembangan diri dan aktualisasi diri.

Selanjutnya literasi digital meliputi :

  1. Computational thinking yaitu Metode menyelesaikan persoalan dengan menerapkan teknik ilmu computer (informatika)
  2. Coding, yaitu cara kita berkomunikasi dengan komputer. Kode memberitahu komputer apa yang harus dilakukan dan menulis kode ini seperti membuat serangkaian instruksi.
  3. Literasi media yaitu tentang media dan masalah-masalahnya serta kebermaknaannya bagi kehidupan sehari-hari
  4. Social Networking yaitu membangun jejaring sosial dan berkolaborasi untuk hidup berkelanjutan.

Bagian terakhir adalah literasi sosial yaitu hubungan antara sekolah, guru dan masyarakat. Bagaimana seorang guru dapat membangun hubungan yang baik dengan sekolahnya dan masyarakat. Bagaimana pula seorang guru dapat mengembangkan budaya literasi di sekolahnya. Hal itu sangat bergantung pada motivasi, minat dan kemampuannya dalam bergaul dengan lingkungannya. Semua itu merupakan tuntutan yang harua dijalankan oleh seorang guru khususnya guru bahasa Indonesia.

Foto bersama para peserta MGMP Bahasa Indonesia Kabupaten Garut

Demikian pemaparan materi yang disampaikan oleh Bapak Darpan, M.Pd. Sesi selanjutnya adalah tanya jawab yang dipimpin oleh Bapak Agus Rohaendi S.Pd selaku moderator. Ada tiga orang peserta yang menyampaikan pertanyannya yaitu dari SMAN 5 Garut dan SMAN 15 Garut. Isi pertanyaan pun tidak lepas dari materi tentang upaya menumbuhkan literasi di kalangan siswa. Di akhir acara panitia kembali memberikan door frize kepada penanya sebagai bentuk apresiasi atas tanggapannya dari materi yang disampaikan.

Terimakasih kami ucapkan kepada para narasumber hebat, Bapak Ketua MGMP, serta jajaran panitia yang telah melaksanakan kegiatan ini. Banyak ilmu yang telah kami dapatkan. Mudah-mudahan ilmu yang telah diberikan dapat kami aplikasikan dalam pembelajaran di sekolah serta terus termotivasi untuk meningkatkan kompetensi literasi dengan karya-karya nyata yang Insya Alloh menjadi kebanggaan anak didik kita. Aamiin yaa robal aalamiin.

Cisurupan, 28 Mei 2022
Penulis :
Isoh Solihah, M.Pd

Guru Bahasa Indonesia SMAN 16 Garut
Editor : Drs. Iyus Yusandi, M.Pd

1 thought on “Refleksi Kegiatan Pelantikan dan Workshop MGMP Bahasa dan Sastra Indonesia Aula KCD Wilayah XI Kabupaten Garut

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!