Kunjungi Rumah Putra Tokoh DI/TII Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo, Pangdam III Siliwangi Serahkan Bantuan Alat Pertanian
PORTALBELANEGARA.COM // Garut – Panglima Komando Daerah Militer III/Siliwangi Mayjen TNI Kunto Arief Wibowo mengunjungi putra tokoh DI TII Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo (SMK), di Malangbong, Kabupaten Garut, Selasa (20/9/2022).
Kunjungan ke Kampung Cibulakan, Desa Cisitu, Kecamatan Malangbong, itu sebagai bentuk upaya penggalangan, yang bertujuan menetralisir paham-paham dan Gerakan radikal dari kelompok yang mengatasnamakan Negara Islam Indonesia (NII).
Sejumlah jajaran Kodam III Siliwangi seperti pejabat utama Kodam III Siliwangi, serta Jajaran Korem 062/Tarumanagara dan Jajaran Kodim 0611/Garut, turut mendampingi Pangdam III/Siliwangi di kunjungan itu.
Dandim 0611/Garut Letkol CZI Dhanisworo mengatakan, pada kunjungan atau touring Pangdam III/Siliwangi tersebut, Pangdam III/Siliwangi mengunjungi rumah Tahmid Rahmat Basuki, anak dari tokoh DI TII Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo.
“Pak Pangdam memberikan bantuan untuk keluarga Kartosuwiryo (Tahmid) berupa satu unit hand traktor, buku bacaan agama 100 buah, sarung 25 buah, dan Alquran 25 buah,” kata Letkol Czi Dhanisworo.
Melalui bantuan peralatan pertanian, lanjutnya, Pangdam III Siliwangi mengajak putra tokoh DI TII Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo itu untuk turut dalam menjaga ketahanan pangan nasional.
“Tujuannya menetralisir paham-paham dan Gerakan radikal dari kelompok yang mengatasnamakan NII. Hadirnya Pak Pangdam memberikan edukasi juga kepada kita semua agar tetap menjaga keutuhan dan kedaulatan NKRI,” ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Pandam III/Siliwangi Mayjen TNI Kunto Arief Wibowo menyatakan pihaknya berkomitmen dalam menjaga ketahanan pangan di daerah. Ia menjelaskan komitmen ini ditunjukan TNI dengan melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan potensi-potensi lokal, sebagai alternatif solusi dari persoalan wilayah.
“Kita dihadapkan dengan tahun-tahun Pemilu, lalu kita juga harus mencegah dampak inflasi. Caranya adalah dengan meningkatkan potensi lokal sebagai alternatif solusi persoalan wilayah, sebagai upaya lah,” kata Mayjen TNI Kunto Arief Wibowo.
Dalam melihat potensi itu, lanjutnya, pihaknya pun menggencarkan sejumlah kegiatan silaturahmi ke daerah. Beberapa kegiatan yang telah dibangun adalah dengan mengunjungi unsur pimpinan internal di tubuh TNI dan bersilaturahmi pada masyarakat.
“Dalam silaturahmi ke daerah, kami melihat potensi alam yang bisa diberdayakan sebagai peningkatan potensi perekonomian. Keliling ke sejumlah tokoh masyarakat untuk menyerap informasi yang terjadi dan dibutuhkan oleh masyarakat itu sendiri,” ujar Pangdam III/Siliwangi.
Di Desa Cisitu, Kecamatan Mangbong, Mayjen TNI Kunto Arief Wibowo memberikan dukungannya terhadap ketahanan pangan untuk masyarakat setempat. Salah satu bentuk dukungan yang telah diberikan sejauh ini menyampaikan teknologi pertanian milik Kodam III/Siliwangi pada masyarakat.
“Ada teknologi yang diberikan ke masyarakat, yaitu mengubah tanah atau lahan yang sudah rusak akibat kontaminasi bahan kimia dan kemudian ditinggalkan masyarakat, untuk menjadi subur kembali,” ucapnya.
Perwira tinggi TNI AD yang sejak 31 Januari 2022 menjabat Pangdam III/Siliwangi itu memaparkan, dampak dari berkurangnya kesuburan tanah mengakibatkan masyarakat mencari unsur hara ke dataran tinggi atau pegunungan. Ia menilai pengolahan lahan di pegunungan berpotensi menimbulkan bencana alam.
“Makanya kita ajak ke bawah kembali, mengubah lahan yang rusak agar bisa ditanami kembali dengan teknologi yang Kodam III/Siliwangi miliki,” kata Mayjen TNI Kunto Arief Wibowo.
Teknologi itu adalah Mikroba Bios 44 yang dapat mengubah lahan tak produktif menjadi produktif kembali. Teknologi Bios 44 ini juga diklaim dapat dikembangkan di sektor perikanan.
“Untuk ketahanan pangan, yang jelas peningkatan efisiensi waktu, yang biasanya hasil pertanian sekira 3-4 ton, sekarang bisa naik jadi 6-7 ton. Lalu waktu ikan panen biasanya 4 bulan, sekarang menjadi 2 bulan,” ungkapnya.
Dengan demikian, harga komoditi di masyarakat akan rendah. Selain itu tingkat produksi di masyarakat pun menjadi tinggi.
“Harga tidak akan mahal, karena masyarakat punya produksi. Intinya masyarakat membutuhkan rolling yang cepat,” katanya.