Dansektor 6 Citarum Panggil Pengusaha, Klarifikasi Dugaan Pencemaran Ke Citarum
PORTALBELANEGARA.COM || Kabupaten Bandung – Dansektor 6 Satgas Citarum Harum memanggil pengelola PT. Anggana ke Oxbow Posko Satgas Citarum Sektor 6 untuk klarifikasi tentang limbah pabrik yang diduga mencemari sungai Citarum.
Demikian disampaikan Dansektor 6 Satgas Citarum Harum Kolonel Inf Yanto Kusno Hendarto, SH., melalui saluran telepon seluler, Sabtu (22/07/2023).
Satgas Citarum Sektor 6 sebelumnya menerima laporan dari masyarakat terkait adanya pabrik yang membuang limbahnya ke Citarum yang diduga tidak melalui prosedur yang benar.
“Limbah tersebut diduga dibuang oleh PT Anggana, selanjutnya kita langsung melihat dan meminta penjelasan dari perusahaan. Temuan awal karena adanya perubahan pada chemical ataupun tawas yang digunakan, yang semula berbentuk kristal, sekarang berbentuk serbuk sehingga menimbulkan buih pada pembuangan yang mengalir ke Citarum” tutur Dansektor 6.
Pemanggilan pengelola PT. Anggana untuk mengklarifikasi tentang limbah yang dibuang ke aliran sungai Citarum yang diduga belum memenuhi standar IPAL yang baik sehingga mencemari sungai.
“Saya setelah mendapat laporan langsung menugaskan anggota ke lokasi untuk mengambil sampel dan juga dokumentasi, setelah itu melakukan pemanggilan terhadap pengelola pabrik untuk klarifikasi, dilanjutkan pengecekan IPAL perusahaan,” jelas Dansektor.
Satgas menyampaikan kepada pihak perusahaan untuk tidak menggunakan tawas yang bermasalah, tetapi menggunakan tawas biasa digunakan yang berbentuk kristal karena jauh lebih aman dan tidak menimbulkan buih dan polemik di masyarakat.
Sektor 6 Satgas Citarum Harum akan membuka pengaduan masyarakat terkait limbah sehingga bisa memberdayakan pelibatan masyarakat seperti yang diatur dalam Perpres Citarum Harum tentang penthahelix.
Pada kesempatan itu juga Direktur PT. Anggana Wilky Kurniawan mengatakan bahwa hal tersebut terjadi akibat tawas yang digunakan dari pengiriman terakhir bentuk dan kualitasnya berbeda padahal merknya sama.
“Mungkin karena ada pengiriman tawas yang beda kualitas, padahal merknya sama. Hanya yang lama berbentuk kristal dan yang baru berupa serbuk. Kita akan komplain ke pihak suplaiyer supaya bentuknya seperti yang awal pengiriman berbentuk kristal,” kata Wilky Kurniawan.
Abah Dedi salah satu tokoh di wilayah tersebut berharap kalangan industri harus memiliki kesadaran dan komitmen yang jelas dalam mendukung program Citarum Harum dengan tidak membuang limbah berbahaya ke Citarum.
“Kita selaku perwakilan dari masyarakat menghimbau kepada para pengusaha jangan membuang limbahnya ke sungai karena akan berdampak pada lingkungan dan berharap pengusaha jangan sampai mengorbankan lingkungan,” tutur Abah Dedi. (Pendam III/Siliwangi).