Korem 062/Tn Menyelenggarakan Shalat Idul Adha 1443 H dan Penyembelihan Hewan Qurban

PORTALBELANEGARA.COM, Garut – Korem 062/Tn menyelenggarakan Shalat Idul Adha 1443 H/2022 M bersama anggota Prajurit dan PNS beserta warga masyarakat sekitar, dilanjutkan penyembelihan hewan qurban bertempat di Makorem 062/Tn Jln Bratayudha no 65 Kabupaten Garut, Minggu (10/07/2022).

Bertindak sebagai imam dan khotib shalat Idul Adha 1443 H, Bpk Ustadz H. Iwan Muhammad Ridwan, S.Pdi., (Wakil Ketua Ponpes Al-musadaddiyah) yang diikuti ± 2000 jemaah terdiri dari anggota prajurit dan Pns serta warga masyarakat sekitar Makorem 062/Tn.

Dengan mengambil tema “Idul Adha 1443 H/2022 M Menumbuhkan kepedulian sosial”.

Dalam ceramahnya Ustadz H. Iwan Muhammad Ridwan, S.Pdi., menyampaikan di pagi hari yang sakral dan hidmat ini, seiring Gema takbir, tahlil dan tahmid yang berkumandang sepanjang malam hingga pagi hari ini, marasuk, menggugah, membangkitkan hati dan kesadaran kaum muslimin dan muslimat terhadap ni‟mat-ni‟mat Allah yang telah diberikan kepadanya. Begitu banyak ni‟mat-ni‟mat Allah yang dianugrahkan kepada hamba-Nya, sehingga tak seorangpun yang dapat menghitungnya. Oleh karenanya marilah kita menyucikan hati guna memanjatkan puja dan puji syukur ke hadirat Allah SWT. atas limpahan anugrah dan ni‟mat yang tak terhingga itu. Selanjutnya, terus kita tingkatkan ketakwaan kita kepada Allah SWT. Shalawat dan salam senantiasa dilimpahkan kepada junjunan kita, pimpinan besar revolusi dunia, yaitu Nabi Muhammad SAW. Yang telah mewariskan kepada kita satu dasar pandangan dan keyakinan hidup yang mutlak kebenarannya, yakni Agama Islam.

Hari raya kurban atau biasa kita sebut Idul Adha yang kita peringati tiap tahun tak bisa terlepas dari kisah Nabi Ibrahim sebagaimana terekam dalam Surat ash-Shaffat ayat 99-111. Meskipun, praktik kurban sebenarnya sudah dilaksanakan putra Nabi Adam yakni Qabil dan Habil. Diceritakan bahwa kurban yang diterima adalah kurban Habil bukan Qabil. Itu pun bukan daging atau darah yang Allah terima namun ketulusan hati dan ketakwaan dari si pemberi kurban.

Kendati sejarah kurban sudah berlangsung sejak generasi pertama umat manusia, namun syariat ibadah kurban dimulai dari cerita perintah Allah kepada Nabi Ibrahim untuk menyembelih anak kesayangannya, Ismail (alaihissalâm). Seorang anak yang ia idam-idamkan.

Dalam Surat ash-Shaffat dijelaskan bahwa
semula Nabi Ibrahim berdoa:
“Ya Rabbku, anugerahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang shalih.”Allah lalu memberi kabar gembira dengan anugerah kelahiran seorang anak yang amat cerdas dan sabar (ghulâm halîm). Hanya saja, ketika anak itu menginjak dewasa, Nabi Ibrahim diuji dengan sebuah mimpi.Ia berkata, “Wahai anakku, dalam tidur aku bermimpi berupa wahyu dari Allah yang meminta aku untuk menyembelihmu. Bagaimana pendapat kamu?” Anak yang saleh itu menjawab, “Wahai bapakku, laksanakanlah perintah Tuhanmu. Insya Allah kamu akan dapati aku termasuk orang-orang yang sabar.” Tatkala sang bapak dan anak pasrah kepada ketentuan Allah, Ibrâhîm pun membawa anaknya ke suatu tumpukan pasir. Lalu Ibrâhîm membaringkan Ismail dengan posisi pelipis di atas tanah dan siap disembelih.

Atas kehendak Allah, drama penyembelihan anak manusia itu batal dilaksanakan. Allah berfirman dalam ayat berikutnya: “Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar. Kami abadikan untuk Ibrahim itu (pujian yang baik) di kalangan orang-orang yang datang kemudian, (yaitu) Kesejahteraan dilimpahkan atas Ibrahim. Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ia termasuk hamba-hamba Kami yang beriman.

Ibadah kurban tahunan yang umat Islam laksanakan adalah bentuk i‟tibar atau pengambilan pelajaran dari kisah tersebut. Setidaknya ada tiga pesan yang bisa kita tarik dari kisah tentang Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail serta ritual penyembelihan hewan kurban secara umum.

Pertama, tentang totalitas kepatuhan kepada Allah subhânau wata’âla. Nabi Ibrahim yang mendapat julukan “khalilullah” (kekasih Allah) mendapat ujian berat pada saat rasa bahagianya meluap-luap dengan kehadiran sang buah hati di dalam rumah tangganya.

Lewat perintah menyembelih Ismail, Allah seolah hendak mengingatkan Nabi Ibrahim bahwa anak hanyalah titipan.

Nabi Ibrahim lolos dari ujian ini. Ia membuktikan bahwa dirinya sanggup mengalahkan egonya untuk tujuan mempertahankan nilai-nilai Ilahi. Dengan penuh ketulusan, Nabi Ibrahim menapaki jalan pendekatan diri kepada Allah sebagaimana makna qurban, yakni pendekatan diri.Sementara Nabi Ismail, meski usianya masih belia, mampu membuktikan diri sebagai anak berbakti dan patuh kepada perintah Tuhannya.

Yang menarik, ayahnya menyampaikan perintah tersebut dengan memohon pendapatnya terlebih dahulu, dengan tutur kata yang halus, tanpa unsur paksaan. Atas dasar kesalehan dan kesabaran yang ia miliki, ia pun memenuhi panggilan Tuhannya.

Pelajaran kedua adalah tentang kemuliaan manusia. Dalam kisah itu di satu sisi kita diingatkan untuk jangan menganggap mahal sesuatu bila itu untuk mempertahankan nilai-nilai ketuhanan, namun di sisi lain kita juga diimbau untuk tidak meremehkan nyawa dan darah manusia. Penggantian Nabi Ismail dengan domba besar adalah pesan nyata bahwa pengorbanan dalam bentuk tubuh manusia sebagaimana yang berlangsung dalam tradisi sejumlah kelompok pada zaman dulu adalah hal yang diharamkan. Manusia dengan manusia lain sesungguhnya adalah saudara. Mereka dilahirkan dari satu bapak, yakni Nabi Adam Alaihissalâm. Seluruh manusia ibarat satu tubuh yang diciptakan Allah dalam kemuliaan.

Pelajaran yang ketiga yang bisa kita ambil adalah tentang hakikat pengorbanan. Sedekah daging hewan kurban hanyalah simbol dari makna korban yang sejatinya sangat luas, meliputi pengorbanan dalam wujud harta benda, tenaga, pikiran, waktu, dan lain sebagainya. Pengorbanan merupakan manifestasi dari kesadaran kita sebagai makhluk sosial.

Dilanjutkan acara penyerahan hewan qurban dari Danrem 062/Tn Kolonel Inf Irfan Siddiq kepada panitia qurban (Kasipers Korem 062/Tn Letkol Caj Sutarmin), Korem 062/Tn menerima titipan hewan qurban 5 ekor sapi dan 5 ekor damba.

Lalu acara penyembelihan hewan qurban dan dagingnya akan diberikan kepada yang berhak menerimanya.

Hadir pada sholat Idul Adha 1443 H diantaranya Danrem 062/Tn Kolonel Czi Irfan Siddiq, Ketua Persit Kartika Chandra Kirana Koorcabrem 062 Ibu Febrihania Irfan Siddiq, Kasrem 062/Tn Letkol Inf Ageng Wahyu Romadhon, S.I.P., para Kasi, Pasi, Wakil Ketua Persit KCK Koorcabrem 062 beserta pengurus, Kabalak Jajaran Korem 062/Tn, anggota prajurit dan Pns Korem 062/Tn serta warga masyarakat sekitar. (Penrem 062/Tn).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!