UNS Terjunkan Empat Tim Bengawan dalam Kontes Robot Terbang Indonesia 2024
PORTAL BELA NEGARA, Solo – Empat tim Bengawan Unmanned Vehicle (UV) Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo siap berkompetisi dalam Kontes Robot Terbang Indonesia (KRTI) 2024 yang diselenggarakan selama sepekan, 12-19 September 2024.
Lomba yang diadakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) itu digelar di Lapangan Udara Gading, Yogyakarta.
Ketua Tim Teknis Bengawan UV, Aldi Fahli Muzaki mengkonfirmasi hal itu. “Kami siap berangkat untuk mengikuti kompetisi tersebut besok,” ujar Aldi. Rabu, 11 September 2024.
General Manager Bengawan UV Team UNS, Daffa Putra Islami mengatakan empat tim itu dikirim dari lima kategori yang dilombakan. “Persaingan di KRTI ini sangat ketat, terutama di divisi Racing Plane, yang diikuti oleh 56 tim dari berbagai kampus di seluruh Indonesia. Alhamdulillah, semua tim Bengawan UV berhasil lolos ke final dan memperoleh penghargaan di seleksi wilayah,” kata dia.
Daffa optimistis masing-masing divisi akan meraih juara, sehingga mampu membawa pulang gelar juara umum. Dari empat tim itu, pertama adalah Akasha Seva BUV yang diketuai oleh Wahyu Heriyanto, Mahasiswa Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik UNS. Mereka berpartisipasi dalam KRTI 2024 pada divisi Technology Development. Pada seleksi tingkat wilayah, wahana terbang Akasha Seva berhasil menjadi juara 2.
Tim kedua adalah Akasha Bhatara BUV yang diketuai oleh Ahmad Tauhid Irfansyah, Mahasiswa Prodi Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UNS. Mereka akan berpartisipasi dalam KRTI 2024 pada divisi Vertical Take Off Landing (VTOL).
Tim ketiga adalah Bamantara BUV yang diketuai oleh Ryan Aditya Nandana, Mahasiswa Prodi Teknik Elektro FT UNS. Mereka akan berpartisipasi dalam KRTI 2024 pada divisi Fixed Wing. Pada seleksi tingkat wilayah, wahana terbang Bamantara berhasil menjadi juara 2.
Tim keempat adalah Narash BUV yang diketuai oleh Irfan Nahar Hidayat, Mahasiswa Prodi Teknik Elektro FT UNS. Mereka akan berpartisipasi dalam KRTI 2024 pada divisi Racing Plane. Pada seleksi tingkat wilayah, wahana terbang Ares dari Tim Narash berhasil menjadi juara 1.
Aldi menambahkan empat robot pesawat akan diterbangkan di lima kategori, mulai dari pesawat Ares, Ishara Evo V4, Akasha Bathara tipe quadcopter, serta Akasha Sheva kategori technology development. “Kami mengembangkan fitur monitoring yang dapat dipantau secara real time, sehingga mencegah malfungsi di ESC. Pada GCS ada tiga inovasi,” ungkap Aldi.
Wahana Tim Divisi Racing Plane tahun ini mengusung tema “Fast on Track” yang berfokus pada adu kecepatan di lintasan sejauh 700 meter. Ares menjadi pesawat andalan mereka, dengan kecepatan yang dimiliki maksimum hingga 52 m/s. Tema ini menegaskan keunggulan dalam kecepatan dan performa pesawat di lintasan balap.
Setelah itu, pesawat Ishara Evo V4 ini akan melakukan pemetaan sepanjang aliran sungai. Selain itu, selama penerbangan, pesawat ini dapat mengirimkan video secara live dengan bantuan antenna tracker. Pesawat ini memiliki kemampuan terbang hingga 30 menit, menunjukkan efisiensi dalam misi pengiriman dan pemetaan.
Untuk wahana Tim Divisi VTOL (Vertical Take Off Landing) akan dipersembahkan wahana bertipe quadcopter dengan misi serba guna, baik di dalam maupun di luar ruangan. Dalam misi di dalam ruangan, wahana ini dirancang untuk mengambil sebuah payload, membawanya melalui arena, dan menjatuhkannya di keranjang yang ditentukan.
Kemudian, wahana akan keluar melalui lorong dan melanjutkan misi outdoor dengan menjatuhkan payload ke titik yang telah ditentukan. Semua misi ini dijalankan secara otonom, menunjukkan keunggulan dalam teknologi penerbangan otonom.
Sedangkan wahana Tim Divisi Technology Development menghadirkan inovasi dengan kompleksitas tinggi. Tim dituntut untuk mengembangkan teknologi secara mandiri.
Tahun ini, tim memperkenalkan inovasi dalam tiga area utama, yaitu Airframe, Electric Speed Control (ESC), dan Ground Control Station (GCS). Airframe merupakan inovasi yang dikembangkan meliputi penggunaan bahan filament PLA yang dicetak dengan teknologi 3D Printing. Selain itu, tim mengembangkan airframe modular yang memungkinkan konfigurasi wahana dapat diubah dengan mudah, seperti dari high wing ke low wing, serta perubahan konfigurasi ekor (tail) sesuai kebutuhan.
Untuk inovasi Electric Speed Control (ESC), tim mengembangkan fitur monitoring yang dapat dipantau secara real-time, yang bertujuan untuk mencegah terjadinya malfungsi pada ESC, meningkatkan keamanan dan keandalan wahana.
Sedangkan inovasi Ground Control Station (GCS), meliputi sistem antenna tracker portabel yang mudah dibawa, antenna yang mendukung monitoring hingga jarak 5 km, serta aplikasi mission planner yang dapat dioperasikan melalui smartphone. Inovasi-inovasi ini menunjukkan kemampuan tim dalam mengembangkan teknologi yang mendukung performa dan fleksibilitas wahana.
Sumber : TEMPO.CO