Sekilas Tentang Ngarumat Adat Cikajang (NGARACIK) ”Miasih Lembur, Mapag Rasa Urang Cikajang”

PORTALBELANEGARA || Di kaki Gunung Cikuray, Cikajang tumbuh sebagai tanah yang kaya akan budaya dan kearifan lokal. Dalam denyut hidup para petani, irama kendang, dan tawa barudak lembur, tersimpan warisan para karuhun yang penuh makna.

Untuk merawat warisan itu, kegiatan NGARACIK (Ngarumat Adat Cikajang) yang akan digelar pada Sabtu-Minggu, 28-29 Juni 2025 di Lapangan Sepak Bola Giriawas, Desa Giriawas, Kecamatan Cikajang, Kabupaten Garut.

Dengan tema “Miasih Lembur, Mapag Rasa Urang Cikajang,” kegiatan ini mengajak kita menumbuhkan kembali rasa cinta pada kampung halaman, mempererat silaturahmi, serta melestarikan adat dan budaya sebagai pijakan masa depan.

NGARACIK bukan sekadar acara, tapi gerakan rasa. Sebuah upaya bersama untuk kembali ke akar, menjaga jati diri, dan membangun Cikajang yang tangguh dalam budaya dan someah dina rasa.

NGARACIK sebuah kata yang dalam bahasa Sunda berarti “mengolah dan memadukan” bukan hanya nama kegiatan, tetapi ruh dari semangat kebersamaan dan kreativitas. Dalam falsafah Sunda, racik bukan sekadar mencampur, tetapi menyelaraskan: antara rasa dan rupa, antara masa lalu dan masa depan, antara leluhur dan generasi muda.

Sebagai akronim dari “Ngarumat Adat Cikajang”, NGARACIK adalah ajakan pulang kembali pada jati diri, kembali ke akar, dan kembali pada nilai-nilai adat yang kini nyaris terlupakan. Lewat tema “Miasih Lembur, Mapag Rasa Urang Cikajang”, kita diajak menumbuhkan kembali rasa cinta terhadap kampung halaman, serta menguatkan tali silaturahmi dalam semangat silih asah, silih asih, silih asuh.

Pada tanggal 28-29 Juni 2025, di Lapangan Sepak Bola Giriawas, bukan hanya langkah yang menyatu di tanah Cikajang, tapi juga hati yang berpaut dalam budaya. Berbagai kegiatan budaya akan menghidupkan kembali denyut tradisi:

Pertunjukan Rampak Kendang, Calung, Pencak Silat, Jaipongan, hingga Wayang Golek yang akan dimainkan oleh dua dalang remaja asli Cikajang, sebagai simbol regenerasi dan kesinambungan budaya.

Dalam Kaulinan Barudak Lembur (Kabarulem) seperti egrang dan alung sarung, kita belajar dari keceriaan anak-anak, bahwa kebahagiaan tidak harus mahal. Cukup dengan kebersamaan, tradisi, dan permainan sederhana yang mengasah jiwa.

Heleran Budaya akan melibatkan seluruh desa di Kecamatan Cikajang, menghadirkan kaleidoskop budaya lokal: dari seni pertunjukan, hasil bumi seperti sayuran segar khas Cikajang, hingga Domba Garut yang menjadi ikon ketangguhan dan kebanggaan masyarakat tani.

Cikajang Gowes Adventure Fun Bike juga menjadi bagian penting dari perayaan ini. Menyusuri hamparan kebun teh dan perkampungan warga, para peserta diajak menikmati udara segar pegunungan, menyerap keindahan alam, serta meresapi semangat gotong royong yang menjadi ciri khas warga Cikajang.

NGARACIK bukanlah nostalgia. Ia adalah investasi budaya. Karena siapa yang mencintai akarnya, akan tumbuh menjadi pohon yang kokoh. Siapa yang merawat tradisinya, akan memiliki peradaban yang tak lekang oleh zaman.

Ini bukan sekadar kegiatan. Ini adalah panggilan jiwa untuk kembali menyentuh bumi, menghormati leluhur, dan merayakan identitas kita sebagai urang Sunda, urang Cikajang.

Ditulis oleh : Tim Media NGARACIK 2025

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!