Ponpes Riyadul Qur’an Padasuka Gelar Sima’an Qur’an Bil Ghoib 30 Juz ke-2: Cetak Generasi Qur’ani Berakhlak Islami

PORTALBELANEGARA, Garut || Pondok Pesantren Riyadul Qur’an Padasuka kembali menggelar kegiatan Sima’an Qur’an Bil Ghoib 30 Juz selama dua hari, Rabu hingga Kamis (16–17 April 2025), bertempat di Masjid Jami Nurul Jannah, Kampung Padasuka RT 03 RW 03, Desa Padasuka, Kecamatan Cikajang, Kabupaten Garut.

Kegiatan yang sarat nilai spiritual dan pendidikan ini menghadirkan 17 hafiz dan hafizah yang secara bergiliran melafazkan hafalan Al-Qur’an secara penuh dari juz 1 hingga 30. Kegiatan ini menjadi salah satu bentuk nyata komitmen pondok pesantren dalam mencetak generasi Qur’ani yang berprestasi, cerdas, dan berakhlak mulia.

Secara bahasa, “Sima’an” berasal dari kata sami’a yang berarti “mendengarkan”. Dalam konteks ini, sima’an adalah kegiatan menyimak bacaan hafalan Al-Qur’an secara langsung, baik oleh guru, teman sejawat, maupun masyarakat umum. Sedangkan “Bil Ghoib” artinya tanpa melihat mushaf, atau dengan hafalan murni.

Tradisi ini sudah berlangsung sejak zaman para sahabat Rasulullah SAW, di mana hafalan dan pengulangan Al-Qur’an menjadi metode utama dalam menjaga keaslian wahyu. Dalam sejarah Islam, sima’an juga menjadi sarana tahqiq (verifikasi) hafalan dan bagian dari proses sanad dalam ilmu qira’at.

Kegiatan dibuka secara resmi oleh Ketua DKM Masjid Jami Nurul Jannah, KH. Deni Saipurrohman, yang dalam sambutannya mengajak seluruh jamaah untuk senantiasa menghargai perjuangan para penghafal Qur’an dan semua pihak yang telah berkontribusi.

“Pengorbanan yang sudah diberikan, baik harta maupun tenaga, semoga menjadi amal jariyah yang dibalas oleh Allah SWT. Dan jika masih ada kekurangan, semoga itu menjadi motivasi bagi kita semua untuk terus memperbaiki dan menyempurnakan kegiatan ini di masa mendatang,” tutur KH. Deni.

Ketua panitia pelaksana, Ustadz Hadi Aryana Al-Hafidz, menyampaikan bahwa sima’an ini tidak hanya sebagai ajang murajaah para hafiz dan hafizah, tetapi juga sebagai upaya memperkuat kecintaan masyarakat terhadap Al-Qur’an.

“Kami berharap kegiatan ini mampu membumikan Al-Qur’an di tengah masyarakat dan menjadi inspirasi bagi generasi muda agar mencintai dan menghafalkan kalamullah,” ujarnya.

Acara yang dimulai sejak pukul 13.00 WIB ini turut dihadiri oleh tokoh agama, tokoh masyarakat, pemuda, serta para wali santri yang memberikan dukungan penuh terhadap kegiatan tahunan ini.

Sima’an bukan sekadar ritual keagamaan, melainkan bentuk nyata dari hifzh al-Qur’an atau menjaga kemurnian wahyu Allah. Setiap lantunan ayat yang terucap tanpa mushaf, dengan pengawasan guru dan tokoh agama serta yang lainnya, adalah bukti kedekatan spiritual dan kecintaan terhadap Al-Qur’an.

Lebih dari itu, sima’an adalah ruang pembentukan akhlak dan karakter. Ketekunan menghafal, kedisiplinan menjaga hafalan, dan kerendahan hati dalam memperbaiki kesalahan, menjadi bagian dari pendidikan yang tidak hanya mencetak cerdas intelektual, tapi juga unggul spiritual dan sosial.

Kegiatan tersebut dihadiri oleh tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh pemuda dan para santri dan santriwati Pondok Pesantren Riyadul Qur’an. (Gae’s/JN)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!