Menteri Kebudayaan RI Kunjungi Sukabumi, Tekankan Pentingnya Museum dalam Pelestarian Sejarah


PORTALBELANEGARA, Sukabumi || Menteri Kebudayaan Republik Indonesia, Dr. H. Fadli Zon, S.S., M.Sc., melakukan kunjungan kerja ke Kota Sukabumi. Dalam kunjungan ini, beliau didampingi oleh Komandan Kodim 0607/Kota Sukabumi, Letkol Yudhi Hariyanto, S.Hub.Int., serta unsur Forkopimda dan Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah IX, Retno Raswaty, S.S., M.Hum. Rabu (29/1/2025)
Kegiatan diawali dengan kunjungan ke Museum Prabu Siliwangi di Pondok Pesantren Dzikir Al-Fath, Kecamatan Gunung Puyuh, Kota Sukabumi. Kunjungan ini bertujuan untuk menghadiri seminar serta acara Pengukuhan Warga Kehormatan Waruka Sukabumi Pajajaran Museum Prabu Siliwangi.
Acara ini dihadiri oleh sejumlah tokoh penting, antara Drs. Kusmana Hartadji, MM (Pj Wali Kota Sukabumi), AKBP Rita Suwadi, S.H., S.I.K., M.M. (Kapolres Sukabumi Kota), Putu Supadma Rudana (Ketua Asosiasi Museum Indonesia), Heri Yogaswara (Kepala BRIN), Hasan Ashari, M.Pd. (Pj Sekda Kota Sukabumi), Yudi Yustiawan (Kaban Kesbangpol Kota Sukabumi), Punjul (Kadisdik Kota Sukabumi), H. Mohamad Muraz (Ketua IPSI Kota Sukabumi), Prof. Dr. KH. Fajar Laksana (Pimpinan Ponpes Dzikir Al-Fath), Adi Bing Slamet & Ki Daus (Seniman/Budayawan Nasional).
Menteri Kebudayaan RI disambut dengan upacara adat Sunda “Mapag Tamu Agung” oleh tim Pencak Silat Maung Bodas. Setelah itu, rombongan melakukan peninjauan Museum Prabu Siliwangi dan menyaksikan penampilan seni pencak silat khas Ponpes Dzikir Al-Fath.
Acara utama dalam kunjungan ini adalah Pengukuhan Warga Kehormatan Waruka Sukabumi Pajajaran kepada Dr. H. Fadli Zon, S.S., M.Sc. sebagai bentuk penghargaan atas kontribusinya dalam pelestarian budaya. Selain itu, Prof. Dr. KH. Fajar Laksana juga menyerahkan cendera mata kepada Menteri Kebudayaan RI.
Sebagai bagian dari pelestarian budaya, kegiatan ini juga ditandai dengan pembukaan Festival Maen Bola Leungeun Seneu (Boles), sebuah permainan bola tangan api yang telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia (WBTBI) tingkat nasional.
Dalam sambutannya, Prof. Dr. KH. Fajar Laksana menyoroti pentingnya museum sebagai pusat edukasi dan penelitian.
“Kebudayaan adalah hasil cipta, karya, dan intelektual manusia. Namun, perhatian terhadap kebudayaan, terutama dalam bentuk anggaran dan fasilitas, masih sangat minim. Museum bukan hanya tempat mengenang masa lalu, tetapi juga sarana untuk belajar dan merancang masa depan yang lebih baik. Negara yang maju dapat dilihat dari banyaknya museum yang dimiliki,” ujarnya.
Menteri Kebudayaan RI, Dr. H. Fadli Zon, dalam pidatonya juga menekankan pentingnya pelestarian budaya.
“Indonesia memiliki kekayaan budaya yang luar biasa, baik dalam bentuk warisan tak benda, peninggalan arkeologi, maupun tradisi yang terus berkembang. Museum, seperti Museum Prabu Siliwangi, berperan penting dalam menjaga dan memperkenalkan sejarah kepada masyarakat,” ungkapnya.
Ia juga mengapresiasi Pesantren Al-Fath atas kontribusinya dalam melestarikan budaya Sunda.
“Pesantren memiliki peran strategis dalam menjaga dan mengembangkan budaya yang sesuai dengan nilai-nilai lokal. Selain pelestarian, kita juga harus mengembangkan budaya sebagai bagian dari industri kreatif dan ekonomi budaya, sebagaimana dilakukan negara-negara maju seperti Korea Selatan dan Amerika Serikat,” tambahnya.
Setelah kegiatan di Museum Prabu Siliwangi, rombongan melanjutkan kunjungan ke Museum Tionghoa Soekaboemi yang berlokasi di Kompleks Danalaga Square, Jalan Pajagalan, Kecamatan Warudoyong, Kota Sukabumi.
Di museum ini, Menteri Kebudayaan RI bertemu dengan berbagai komunitas budaya di Sukabumi, termasuk Komunitas Kipahare dan Komunitas Tionghoa Sukabumi. Pertemuan ini menjadi momentum untuk memperkuat interaksi budaya dan mengembangkan potensi sejarah serta warisan budaya di wilayah Sukabumi. (Pendim 0607)