Menghargai Keberagaman, Membentuk Karakter Anti-Bullying: Selebrasi P5 di SMPN 252 Jakarta
PORTALBELANEGARA, Jakarta || SMPN 252 Jakarta kembali menggelar Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) dengan tema “Bhineka Tunggal Ika”. Ini merupakan selebrasi ketiga yang diadakan di akhir Tahun Pembelajaran 2023/2024. Tema “Bhineka Tunggal Ika” dipilih untuk mengenalkan siswa tentang kebhinekaan budaya Indonesia, memperkuat rasa persatuan dan aksi anti bullying di antara mereka.
Kepala Sekolah SMPN 252 Jakarta, Sri Hastati Fajar Asia, M.Pd., menekankan bahwa “dari Sekolah tidak memberikan kategori terbaik dari semua yang ditampilkan oleh seluruh siswa, tetapi berdasarkan Kurikulum Merdeka (Kurmer) semuanya terbaik. Karena Kita menerapkan pembelajaran berdiferensiasi, pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa. Jadi bukan penampilan terbaik atau stand terbaik, tetapi rasa persatuan, saling menghormati dan menghargai perbedaan maka semua Kita apresiasi.”
Delia Paramitha, M.Pd., Ketua Pelaksana Selebrasi P5, juga mengungkapkan bahwa kegiatan ini dirancang untuk memupuk rasa kebersamaan dan penghargaan terhadap keberagaman di kalangan siswa.
Dalam proyek ini, siswa dari 17 kelas menampilkan keberagaman budaya dari 17 suku di Indonesia. Walaupun tidak semua suku dapat terwakili, setiap kelas berusaha menampilkan adat istiadat, pakaian tradisional, dan makanan khas daerah yang mereka wakili.
“Kita menampilkan beragam suku di Indonesia, mengenalkan adat istiadatnya, pakaian tradisionalnya, dan makanan daerahnya. Dengan demikian, anak-anak dapat mengenal suku-suku yang ada di Indonesia,” ungkapnya.
Dari semua penampilan siswa, tentunya mendapat respon beragam dari siswa dan guru. Untuk penampilan tarian para hadirin sangat antusias dan bersorak gembira menyemangati penampilan yang luar biasa antara lain Tarian Yamko Rambe Yamko asal Papua dari Kelas 7-G, Tari Kecak asal Bali dari Kelas 7-F, serta Tarian Manari dan Menyanyi Lagu Mandau asal Kalimantan Tengah dari Kelas 7-C. Penampilan operet Malin Kundang dari Kelas 7-B juga tidak kalah merebut antusias para siswa dan guru.
Selain itu, booth favorit dari provinsi Sulawesi Barat dan Jawa Barat karena dekorasi dan penampilan unsur-unsur kebudayaannya yang menarik minat pengunjung.
Tidak hanya itu, para siswa dibuat heboh dengan penampilan pasangan-pasangan dari 17 Maskot Provinsi. Mulai dari gaya salam menyambut pasangannya, cara berjalan, hingga menyalami para hadirin saat berjalan.
Sri Hastati Fajar Asia mengungkapkan harapannya, “Dengan memahami keragaman budaya yang ada di Indonesia, kita mengajarkan kepada anak-anak untuk saling menghargai, saling toleransi. Dari sini akan terbentuk karakter anak-anak khususnya di SMPN 252 dengan profil pelajar Pancasila. Karena kita juga baru menggalakkan Gerakan Anti Bullying, maka dengan tema ini kita mengharapkan saling menghargai, saling toleransi kepada teman-teman semua. Jadi, di sini saya harapkan tidak ada bullying untuk ke depannya.”
Wakil Ketua Komite SMPN 252 Jakarta, Betty Maria, S.E., juga memberikan pendapatnya, “Kegiatan ini sangat membawa dampak positif, khususnya bagi generasi muda yang saat ini rentan sekali dengan adanya adu domba yang memecah belah. Dengan adanya kegiatan ini, generasi muda diharapkan bisa menghargai kemajemukan yang ada. Mereka merasa bangga sekalipun mereka berbeda, tetapi ini yang mempersatukan mereka.
Semoga kegiatan ini bisa terus terlaksana baik di sekolah ini maupun di sekolah yang lain. Jadi contoh bagi sekolah lainnya.”
Betty Maria juga menambahkan, “Peran Komite sebagai wadah menjembatani antara sekolah dengan orang tua. Kami sangat mendukung kegiatan sekolah. Ini juga merupakan kegiatan impian bagi orangtua bagaimana anak-anak kami dididik untuk bisa menghargai perbedaan melalui didikan bantuan para guru di sekolah. Kami sangat mengharapkan anak-anak bisa lebih bersatu menghargai kemajemukan yang ada. Saya terus terang merasa puas dan merasa bangga kepada Bapak Ibu Guru dalam waktu yang singkat dapat menyatukan anak-anak menjadi kompak dalam penampilan mereka.”
Salah satu siswi, Tiur Anna Manurung dari Kelas 8-H, berkomentar, “Agar bisa melihat persamaan dan perbedaan dari masing-masing suku supaya tidak ada perbullyian lagi.”
Sementara, Titis Filia Lisnauli dari Kelas 7-G juga menambahkan, “Saya bangga bisa mengenakan baju adatnya, mengenal ciri-ciri khas daerahnya apalagi menjadi Maskot dari Suku Papua. Supaya tidak ada bullying lagi antar suku lain, tidak saling mengejek suku lain, dan tidak merasa sukunya lebih unggul.”
Fathir Piero Casto dari Kelas 7-C mengatakan, “Selebrasi hari ini lebih meriah, banyak ciri khas, seperti baju adat, makanan.” Sementara itu, Melvin Zein dari 7-F mengungkapkan, “Lebih bagus dan lebih seru aja karena kelas kami semuanya berpartisipasi. Saya setuju dan bangga karena dengan ini kan kita menunjukkan bahwa tidak hanya orang putih yang keren-keren, orang yang kulitnya hitam dan pendek juga punya kelebihan.”
Kegiatan ini juga relevan dengan perubahan status Jakarta dari Daerah Khusus Ibukota menjadi Daerah Khusus Jakarta (DKJ) berdasarkan UU No. 2 Tahun 2024. Kepala Sekolah menjelaskan bahwa perubahan ini menjadi tantangan tersendiri bagi sekolah untuk mendukung Jakarta sebagai Kota Global dan Pusat Ekonomi Nasional.
“Untuk itu, menjadi tantangan kita semua. Ayo kita semua mewujudkan visi dan misi Kota Jakarta yaitu menjadi Kota Global dan Pusat Ekonomi Nasional. Oleh karena itu, kegiatan P5 diharapkan dapat membentuk karakter siswa yang saling menghargai dan memahami keberagaman, serta menanamkan nilai-nilai anti-bullying,” ungkap Fajar Asia.
Salah satu rencana P5 SMPN 252 selanjutnya adalah memperkenalkan kewirausahaan kepada para siswa.
Pelepasan Siswa Kelas 9: Momen Mengharukan di Akhir Tahun 2023/2024
Pada hari yang sama, SMPN 252 Jakarta juga mengadakan acara pelepasan siswa kelas 9 setelah selebrasi P5. Acara pelepasan ini berlangsung pada pukul 13:00 WIB, setelah selebrasi P5 selesai pada pukul 11:00 WIB.
Agung Muwardi, S.Pd, Ketua Panitia Pelaksana Pelepasan Siswa Kelas 9, menyampaikan bahwa acara ini dirancang dengan seksama agar tidak mengganggu kegiatan akademik.
Acara pelepasan ini merupakan momen formal di mana pihak sekolah menyerahkan kembali tanggung jawab pendidikan kepada orang tua siswa. Kepala Sekolah menyampaikan bahwa acara ini direncanakan dengan seksama agar tidak mengganggu kegiatan akademik.
“Sebelumnya ada rencana untuk menggabungkan kedua acara ini, namun setelah berdiskusi dengan para guru, kami memutuskan untuk memisahkannya agar setiap acara dapat berjalan dengan khidmat,” jelasnya.
Dalam acara pelepasan ini, SMPN 252 Jakarta dengan bangga mengumumkan bahwa seluruh siswa kelas 9 lulus 100% dari total 299 siswa. Peringkat tiga besar lulusan terbaik diraih oleh Alvito Prima Dinova dengan nilai 96,37 sebagai Juara Pertama, Thufaila Azka Anev Rahadian dengan nilai 95,97 sebagai Juara Kedua, dan Karin Yemina dengan nilai 95,47 sebagai Juara Ketiga.
Dengan demikian, hari ini menjadi hari penuh makna bagi seluruh warga SMPN 252 Jakarta, mengingatkan kita akan pentingnya menghargai kebhinekaan dan memperkuat persatuan, serta merayakan pencapaian dan kelulusan siswa kelas 9 yang siap melangkah ke tahap pendidikan berikutnya.(***)