Korwil Pendidikan Cikajang Gulirkan Program Pelestarian Kasemek: Menghidupkan Kembali Buah Legendaris dari Lereng Cikuray

GARUT || Buah kasemek, yang dahulu begitu lekat dengan citra Cikajang sebagai salah satu daerah penghasilnya di Garut, kini mulai langka dan terlupakan. Melihat kondisi tersebut, Koordinator Wilayah (Korwil) Pendidikan Cikajang, Otang Saepuloh, S.IP., MM., bersama jajarannya dan para kepala sekolah di wilayah Cikajang, menggagas sebuah program pelestarian kasemek sebagai langkah nyata menjaga warisan lokal yang semakin terpinggirkan.
Dalam keterangannya kepada media dan juga tim Kolaborasi Hijau dari Forum Peduli Cikajang (FPC), Otang Saepuloh menjelaskan bahwa, meskipun kasemek bukan buah endemik Garut, keberadaannya telah menjadi bagian penting dari sejarah pertanian dan identitas masyarakat Cikajang.
“Buah kasemek sebenarnya berasal dari Tiongkok dan menyebar ke Jepang, lalu masuk ke Indonesia. Di Garut, khususnya Cikajang, kasemek pernah menjadi salah satu hasil bumi unggulan yang dikenal luas,” ungkapnya. Kamis (15/5/2025)
Sayangnya, populasi pohon kasemek terus menurun, seiring dengan banyaknya alih fungsi lahan menjadi kebun sayuran. Padahal, di masa lalu, hamparan kebun kasemek menjadi pemandangan umum di lereng-lereng Cikuray. Kini, keberadaannya nyaris hilang dari ingatan generasi muda.
Sebagai bentuk edukasi dan aksi nyata, Korwil Pendidikan Cikajang bersama para kepala sekolah menginisiasi penanaman bibit kasemek di lingkungan sekolah, sekaligus memasukkan nilai-nilai pelestarian ke dalam pembelajaran. Program ini tidak hanya bertujuan untuk menghidupkan kembali buah kasemek, tetapi juga menanamkan kesadaran ekologis dan identitas lokal kepada para pelajar.
“Kami ingin anak-anak tahu bahwa menjaga alam dan sejarah lokal bisa dimulai dari hal sederhana, seperti mengenal dan merawat pohon kasemek. Ini juga menjadi bagian dari pendidikan karakter yang kami dorong di sekolah-sekolah,” tambah Otang.
Inisiatif ini diharapkan mampu menjadi gerakan kolektif masyarakat Cikajang dalam menghargai kekayaan hayati dan budaya lokal, sekaligus memperkuat peran sekolah sebagai pusat edukasi dan perubahan sosial. Harapannya, kasemek bisa kembali tumbuh subur di tanah Cikajang, menjadi simbol semangat pelestarian yang tumbuh dari dunia pendidikan. (Gay/JN, Cepi Gantina)