Inilah Pemandangan Jalan Beton Hasil TMMD Reguler Banyumas ke Lokawisata Curug Nangga

PORTALBELANEGARA.COM, Banyumas – Pemandangan jalan tanah yang dulunya setapak menuju ke sawah dan kebun masyarakat Desa Petahunan, Kecamatan Pekuncen, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, kini sudah berubah 360 derajat menjadi jalan tol yang halus dan mudah untuk dilalui.

Sebutan jalan tol hanyalah kiasan untuk menggambarkan perbedaan yang signifikan antara jalan lama dengan jalan baru yang saat ini masih dilakukan pengecoran penyelesaian di titik akhir, di Dukuh Semingkir, oleh anggota Satgas TMMD Reguler 108 Kodim 0701 Banyumas, bersama segenap unsur dan warga setempat.

Selain sebagai Jalan Usaha Tani (JUT), jalan sepanjang 1,8 kilometer dengan lebar 3,75 meter itu, akan menjadi akses kendaraan bermotor untuk menjangkau obyek wisata air terjun tingkat tujuh “Curug Nangga”, yang berada di ujung jalan beton setebal 20 centimeter itu (titik awal pengecoran beton).

Sebagai sarana penunjang keawetan jalan beton, yaitu 1 unit jembatan 6 x 2,3 meter, 3 unit gorong-gorong, dan juga talud di sejumlah titik jalan rawan longsor.

Kepala Desa Petahunan, Rohmad Fadli (42) mengemukakan, jalan itu akan memudahkan aktivitas pertanian warganya, dimana dulu harus membayar kuli pikul/panggul untuk membawa hasil bumi dari sawah/kebun.

“Untuk sekali angkut ongkosnya adalah Rp 15-20 ribu per karuang, dan bahkan bisa lebih tergantung jarak,” terangnya, Jumat (24/7/2020).

Dikatakannya juga, sebelumnya, hasil bumi penduduk dihargai dengan murah jika para tengkulak datang langsung ke tempat panen karena akses pengangkutan yang sulit tersebut.

Rohmad Fadli yakin, seiring banyaknya wisatawan yang akan datang ke Curug Nangga pasca pandemi covid, tanah di sekitar jalan beton TMMD itu akan dilirik investor untuk pembangunan penginapan atau homestay, warung makan, dan lain-lain.

“Jelas, dari segi ekonomis, harga tanah akan mengalami kenaikan cukup signifikan, terutama di kanan-kiri jalan beton TMMD,” pungkasnya.

Sekedar diketahui, selain obyek wisata air terjun tersebut, tak jauh dari jalan beton itu terdapat sejumlah potensi wisata lainnya, yakni Curug Rinjing, Curug Pengantin, Tuk Pengasinan (mata air asin), Makam Eyang Gusti Aji (ulama penyebar agama islam), dan juga petilasan pertapaan Ki Ajar Wirangrong (Brahmana sakti jaman kerajaan Pajajaran).

Benar-benar akan mengangkat Petahunan menjadi desa wisata komplit. Termasuk adanya lokawisata yang cukup terkenal yaitu Bukit Watu Kumpul. (Aan)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!