Bantu Atasi Krisis Iklim, Social Project Bali Lakukan Penanaman Pohon & Edukasi Pembuatan Eco Enzyme
PORTALBELANEGARA, Denpasar (Bali) || Krisis iklim merupakan kondisi yang mengacu pada perubahan ekstrim jangka panjang terkait suhu dan pola cuaca.Perubahan iklim berdampak sangat luas pada kehidupan masyarakat. Tidak hanya berdampak pada naiknya temperatur bumi, perubahan iklim juga memengaruhi berbagai aspek alam dan kehidupan manusia, seperti kualitas dan kuantitas air, habitat, hutan, kesehatan, lahan pertanian, hingga ekosistem wilayah pesisir.
Sebagai bentuk aksi nyata untuk menjaga planet bumi dari krisis iklim khsusunya di Bali. Paguyuban Social Project Bali berkolaborasi dengan Komunitas Pemuda Batak Bersatu Kabupaten Badung, Komunitas Bersih-Bersih Bali, dan Komunitas Enzyme Bakti Indonesia mengadakan aksi penanaman pohon dan workshop pembuatan Eco Enzyme di Kebun ALC Denpasar di Gg. Raya No.5, Peguyangan Kangin, Kec. Denpasar Utara, Kota Denpasar, Bali pada hari Sabtu (31/8/2024) pukul 08.00 s.d.14.00 wita. Acara dibuka oleh sambutan Ketua Umum Social Project Bali yaitu I Gusti Putu Arya Utama.
Agenda ini dihadiri 50 undangan diantaranya dari Moreing Timor, Perwakilan Mahasiswa Universitas Udayana, Perwakilan Mahasiswa Universitas Terbuka, Mapala ISI Denpasar, DPM PM UNUD, AJM, SD 3.PDS, KPPMPI Kota Denpasar, Relawan Nusantara Bali, dan elemen masyarakat di Kota Denpasar.
Workshop Fun Eco Enzyme menghadirkan narasumber Gus Norma (Founder Bersih-Bersih Bali) dan Ni Wayan Yuli Ekayani (Enzyme Bakti Nusantara). Ecoenzyme, adalah cairan hasil fermentasi dari campuran buah-buahan, sayuran, dan gula yang diolah secara alami. Pembuatan eco enzyme dilakukan dengan rumus 1:3:10, yakni 1 bagian gula merah/molase, 3 bagian sampah organik (kulit buah/sayur yang tidak keras, tidak berlemak, tidak bergetah dan tidak busuk), dan 10 bagian air. Pemanenan eco enzyme dilakukan setelah 90 hari fermentasi dengan cara menyaring larutan yang terbentuk.
Eco enzyme dapat membantu mengurangi dampak perubahan iklim. Saat disemprotkan di udara, eco enzyme dipercaya mampu mengoksidasi senyawa‐senyawa polutan serta mempercepat proses terminasi radikal bebas, sehingga oksigen dapat terbentuk. Dengan oksigen yang semakin tinggi akan membuat kualitas udara semakin bagus.
Sesi Penanaman pohon dilakukan secara berkelompok dan gotong royong. Tanaman yang ditanam itu ada 3 jenis. Pohon yang ditanam diantaranya Sirsak, Sawo Kecik, dan Nagasari. Pohon-pohon ini merupakan hibah dari BPDAS Unda Anyar.
Dilokasi kegiatan, ketua panitia penanaman dan workshop edukasi eco enzyme yaitu Franklyn Benyamin Otto atau akrab disapa Eben mengatakan bahwa tujuan kegiatan ini adalah untuk menyadarkan insan muda dan masyarakat bahwa bumi sekarang sudah tercemar oleh udara kotor, terlebih utama Bali.
“Memang kelihatannya udara di Bali lebih sehat jika dibandingkan dengan kota lain di pulau Jawa. Tapi kalo kita telusuri lebih lanjut, udara di Bali itu sudah sangat tercemar. Salah satu penyebabnya ya karena penebangan pohon, jadilah suplay oksigen kurang, dan polusi/udara kotor lebih mendominasi udara di Bali, seperti yang kita tau sendiri kalo pohon itu vital sebagai penghasil oksigen.” ungkap pemuda kelahiran Rote Ndao, 12 Maret 2005.
Lanjut Eben, “Harapannya, masyarakat bisa lebih sadar akan pentingnya pohon dan boleh memberikan perhatian lebih terhadap pohon, udara, dan lingkungan di Indonesia, terlebih khususnya di Bali,” tegas Mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Udayana ini.
Eben mengatakan bahwa kedepannya akan melakukan aksi yang lebih bermanfaat bagi lingkungan.
“Nextnya sedang diagendakan sebuah kegiatan yang bertipe workshop, namun kali ini mengenai coral” tutur anggota divisi Superteam Social Project Bali ini.
Ditempat terpisah Ketua Harian Paguyuban Social Project Bali yakni Herdian Armandhani atau akrab disapa Dhani mengatakan bahwa melakukan penanaman pohon dan edukasi pembuatan eco enzyme adalah langkah sederhana untuk mengatasi krisis iklim.
“Menanam pohon secara gotong royong dapat membantu mengimbangi jumlah karbon dioksida yang dilepaskan ke atmosfer oleh kegiatan manusia. Selain itu, pohon juga memiliki kemampuan untuk mengurangi suhu di sekitarnya dengan memberikan naungan yang menyediakan perlindungan dari sinar matahari langsung,” tutur pemuda yang aktif menjadi Ketua PDDI Unit Social Project Bali ini.
Sambung Dhani, “sedangkan pembuatan eco enzyme secara tidak langsung akan berkontribusi pada pengurangan emisi gas metana (CH4) ke atmosfir yang akan membantu menurunkan konsentrasi gas rumah kaca dan selanjutnya membantu mitigasi perubahan iklim akibat pemanasan global,” pungkas alumni Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana ini. (Dh)