AMA Yogyakarta Nobar Film G30S/PKI dalam Rangka Meningkatkan Generasi Muda Cinta Sejarah
PORTALBELANEGARA.COM // Bantul – Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) AMA Yogyakarta dan Resimen Mahasiswa (MENWA) Rajawali Sangga Buana AMA Yogyakarta menyelenggarakan nonton bareng film G30S/PKI di aula lantai 2 Kampus AMA Yogyakarta, Jl. Brawijaya, Ringroad Selatan, No 101, Gonjen, Tamantirto, Kasihan, Bantul, Yogyakarta (Jumat, 30/9/2022). Kegiatan tersebut diikuti mahasiswa AMA Yogyakarta mulai dari semester 1 sampai semester 5.
Wahyudiyono, S.E., M.M., selaku Wakil Direktur I AMA Yogyakarta juga turut hadir dan memberikan arahan pada acara pembukaan agar mahasiswa yang kelak menjadi calon pemimpin dapat menjadi pemimpin yang baik, dapat menjadi sauri tauladan, mencintai negeri ini, mencintai bangsa ini, dan menjadi pemimpin yang dapat menjunjung tinggi nilai-nilai pancasila.
Inti dari acara nobar (nonton bareng) yang diadakan oleh BEM AMA Yogyakarta dan MENWA AMA Yogyakarta adalah pemutaran film “Pemberontakan G30S/PKI” yang berdurasi 30 menit dan dilanjutkan sesi diskusi. Dalam sesi diskusi dipandu oleh Daru Putri Kusumaningtyas, M.Han selaku dosen AMA Yogyakarta sekaligus Sekwil Bakorwil Forum Kader Bela Negara (FKBN) D.I Yoyakarta.
Mahasiswa diarahkan untuk mengeksplore pelajaran apa yang bisa dipetik dari film G30S/PKI yang telah mereka tonton.
Menurut Daru Putri Kusumaningtyas, M.Han, “Mahasiswa sebagai generasi muda harus tahu sejarah bangsa sendiri, baik itu sejarah heroik maupun sejarah kelam yang pernah dialami bangsa Indonesia; seperti sejarah kelam G30S/PKI. Peristiwa tersebut dapat digunakan pembelajaran agar sejarah kelam tersebut tidak terulang kembali,” katanya.
“Apabila peristiwa G30S/PKI tidak diketahui oleh para generasi muda, khawatirnya akan menyebabkan sikap acuh dalam memahami ideologi komunis yang pernah ada di Indonesia sehingga sikap acuh dan ketidaktahuannya akan sejarah tersebut dapat menjadi pintu masuk bagi ideologi komunis kepada generasi muda. Dimana saat ini perkembangan teknologi semakin pesat sehingga akses informasi sangat mudah dan cepat dijangkau yang berdampak pada ideologi komunis seperti itu dapat dengan mudah diakses dari luar,” sambungnya.
“Ideologi komunis yang tidak mengakui adanya tuhan sangat bertentangan dengan pembukaan UUD 1945 alenia ke-3 yang menyebutkan bahwa kemerdekaan dicapai atas berkat rakhmat Allah Yang Maha Kuasa. Selain itu, ideologi komunis juga tidak sesuai dengan Pancasila sila pertama yang berbunyi Ketuhanan Yang Maha Esa. Oleh sebab itu, semua warga negara Indonesia harusnya berketuhanan.” imbuh Daru Putri Kusumaningtyas, M.Han. (Asep S.A.S FKBN DIY)