Pemkab Banyumas Studi Banding ke Ngawi Untuk Pengembangan Paralayang di Watu Kumpul

PORTALBELANEGARA.COM, Banyumas – Pemkab Banyumas, Jawa Tengah, tak main-main mengembangkan sejumlah potensi wisata di Desa Petahunan, Kecamatan Pekuncen, sebagai kebanggaan masyarakat Banyumas secara umum.

Tak hanya satu, desa yang memiliki ketinggian 420 mdpl itu, mempunyai obyek wisata andalan yaitu air terjun bertingkat tujuh Curug Nangga dan juga pemandangan alam pegunungan yaitu Lokawisata Bukit Watu Kumpul.

Selain itu, juga tersimpan sejumlah destinasi wisata lainnya yang belum tersentuh infrastruktur dan sarana penunjang yang memadai, yakni meliputi Curug Rinjing, Curug Pengantin, Tuk Pengasinan (mata air asin), Makam Eyang Gusti Aji (ulama penyebar agama islam), dan juga petilasan pertapaan Ki Ajar Wirangrong (Brahmana sakti jaman kerajaan Pajajaran).

Di akhir Juni (30/6) sampai dengan akhir Juli 2020 (29/7), Pemkab Banyumas telah menggelontorkan dana sebesar Rp. 1,44 miliar yang bersumber dari APBD Kabupaten, ditambah APBD Provinsi Rp. 195 juta, dan juga Dana Desa Petahunan Rp. 150 juta, untuk membangun infrastruktur berupa jalan beton 1,8 kilometer dengan lebar 3,75 meter, menuju Obyek Wisata Curug Nangga melalui TMMD Reguler 108 Kodim 0701 Banyumas.

Pasalnya, sejumlah potensi wisata terpendam tersebut berada di sekitar jalan beton TMMD Reguler setebal 20 centimeter itu.

Itu merupakan salah satu bentuk upaya Pemkab Banyumas dalam pemulihan krisis ekonomi dampak dari pandemi covid, khusus bagi masyarakat Petahunan maupun Banyumas umumnya.

Sebagai tindak lanjut dari memajukan infrastruktur tersebut, Pemkab juga akan melakukan studi banding ke Kota Ngawi, Jawa Timur, untuk pengembangan pariwisata OW Bukit Watu kumpul, yang berada di areal Perhutani KPH Banyumas Barat.

Disampaikan Bupati Banyumas, Ir. Achmad Husein, pihaknya telah menggelar Rakor terbatas yang dihadiri Bupati, Sekda, Adm Perhutani KPH Banyumas Barat, Kadis DPMPTSP Banyumas, Ka DPU Banyumas, Forkopimcam Pekuncen, Asekbang (Asisten Ekonomi dan Pembangunan) Setda Banyumas, Kades Petahunan, dan juga Kades Cibangkong.

“Rakor guna membahas pengembangan Obyek Wisata Bukit Watu Kumpul di Desa Petahunan, Kecamatan Pekuncen, sebagai aset terbang paralayang Banyumas,” ungkapnya selepas Rakor di Ruang Joko Kaiman, Banyumas, Selasa (4/8/2020).

Bupati ingin sesegera mungkin membangun infrastruktur menuju Bukit Watu Kumpul yang masih berupa jalan tanah diperkeras sehingga licin saat hujan turun.

“Ke depan Lokawisata Bukit Watu Kumpul akan dijadikan tempat latihan para atlet paralayang KONI Banyumas, dan menggelar event kejuaraan paralayang tingkat nasional, sehingga infrastruktur dan sarana prasarana penunjang lainnya harus segera dibenahi seperti di Srambang Park, Desa Girimulyo, Kecamatan Jogorogo, Kabupaten Ngawi,” tandasnya.

Sementara disampaikan Toni, Adm Perhutani KPH Banyumas Barat, bahwa pihaknya mendukung sepenuhnya kebijakan Bupati terkait pengembangan wisata Bukit Watu Kumpul sebagai wisata paralayang.

Pihaknya selama ini juga mendukung sektor pertanian masyarakat setempat dalam wadah LMDH (Lembaga Masyarakat Desa Hutan) untuk membantu perekonomian masyarakat Petahunan dan sekitarnya, yang menggarap lahan Perhutani untuk menanam kopi, kapulaga, dan mengelola getah pinus.

Untuk diketahui, Bukit Watu Kumpul cocok sebagai pengembangan olahraga kedirgantaraan paralayang karena syarat-syarat memadai. Yakni, jauh dari area penerbangan umum maupun militer, kondisi angin sepanjang tahun yang bagus, adanya tempat landing di Lapangan Desa Cibangkong, adanya angin lembah dan angin gunung untuk mengangkat parasut, serta turbulensi angin yang baik di perbukitan di sekitar Bukit Watu Kumpul.

Selain itu, Banyumas juga memiliki dua atlet paralayang PON, sehingga tidak perlu repot-repot berlatih ke luar daerah. (Aan)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!