6 Korban Badai Perairan Kalbar Belum Teridentifikasi
PIRTALBELANEGARA.COM, Pontianak – Enam (6) korban badai di Perairan Kalimantan Barat (Kalbar) hingga saat ini belum teridentifikasi, Kamis (29/7/2021) malam. Dari 19 jenazah yang masuk post mortem tim DVI Polda Kalbar, 13 korban telah berhasil teridentifikasi. Tim DVI masih menunggu pihak keluarga para korban untuk mengirimkan sampel DNA guna keperluan identifikasi. Keenam jenazah disemayamkan di RS Bhayangkara Pontianak.
“Ya, informasi terakhir, masih ada 6 jenazah yang belum teridentifikasi oleh tim DVI Polda Kalimantan Barat,” ungkap Yopi Hariadi, Kepala Kantor SAR Pontianak.
Yopi menambahkan, tim SAR hingga saat ini masih melaksanakan pemantauan di area perairan Kalbar dengan patroli dan koordinasi intensif dengan Potensi SAR untuk mencari 31 korban yang belum ditemukan.
“Kami telah menyebarkan radiogram kepada seluruh kapal yang melintas di area tersebut untuk memantau dan melaporkan jika menemukan korban atau kapal atau barang-barang milik korban,” terangnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, badai yang melanda Perairan Kalbar terjadi pada Rabu dan Kamis (13-14/7/2021). Badai ekstrem yang menimbulkan gelombang hingga 3-4 meter itu mengakibatkan 14 kapal nelayan, 2 tug boat, 1 yacht, dan 1 tongkang yang sedang melaut di perairan Pontianak mengalami kecelakaan. Masing-masing KM Kenangan Usaha dengan personal on board (POB) 10 orang, Haiden Mina Jaya 188 (9 orang), KM Anugerah III (10 orang, KM Anita Jaya (16 orang), KM Amat Jaya (15 orang), KM Bintang Rejeki 78 (17 orang), KM Kawan Lama 999 (11 orang), KM Jimi Wijaya (13 orang), KM Rimba Nelayan (3 orang), KM Bersama IV (3 orang), KM Teman Jaya (5 orang), KM Sumber Abadi 6 (9 orang), TB Sinar Bahari 05/TK Surya VII (4 orang), TB Mitra Bahari 02/TK HP 230 (4 orang), Yacht (2 orang), KM CSSK (3 orang), dan kapal pemancing (3 orang).
Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan atau Basarnas selaku leading sector penyelenggaraan operasi SAR melalui Kantor SAR Pontianak menggelar operasi SAR. Operasi SAR yang berlangsung selama 7 hari dengan perpanjangan waktu 3 hari tersebut didukung Potensi SAR dari unsur TNI, Polri, Bakamla, KSOP, Dirtrik Navigasi, KPLP, PSDKP, Bea Cukai, DKP, BMKG, PT Pertamina, PT Pelindo II, dan unsur darat lainnya.
Ratusan personil terlibat dalam operasi SAR tersebut. Dari SAR Unit (SRU) laut, Basarnas mengerahkan KN SAR Laksmana Banjarmasin, KN SAR Karna Pangkalpinang, dan RIB 04 Kansar Pontianak didukung penuh oleh KRI Usman Harun, KRI Kerabit, KRI Celurit, KN P 341 dan KN P 5207 KPLP, KP Pelapis VI-304, RIB 03 KTP, BC 15018 Bea Cukai, KP Napoleon 037 dan Sea Rider 05 PSDKP-KKP, LC 3 dan RIB Polair, KAL Sambas, KAL Lemukutan, dan RIB Disnav. Operasi SAR juga mengerahkan 5 pesawat, yaitu Helikopter Puma TNI AU Supandio, Helkopter Bel 429 Polair, Cassa PM 8203, CN 235 P-8035, dan Airbone Surveillance MPA ATR 42/300 PSDKP-KKP. Tidak hanya itu, SRU darat juga mendukung pelaksanaan operasi SAR tersebut, diantaranya rescue car dan ambulans dari Dinkes Provinsi Kalbar, DVI, TNI AL, Biddokes, PMI Kota Pontianak dan Provinsi Kalbar.
Operasi SAR di permukaan air mencakup covered area seluas 11.481 NM persegi atau 29.735 kilometer persegi. Penyisiran pantai mulai dari Pantai Pemangkat hingga Jungkat sejauh 148 kilometer. Sedangkan pencarian udara 22.096 NM persegi atau 75.789 kilometer persegi.
Setelah melaksanakan operasi SAR selama 10 hari dengan pertimbangan operasional dan hasil evaluasi bersama seluruh Potensi SAR serta keluarga korban, maka operasi SAR dihentikan oleh Kepala Kantor SAR Pontianak Yopi Hariadi, selaku SAR Mission Coordinator (SMC) di Kantor Kesyahbandaran Pelabuhan dan Otoritas Pelabuhan Pontianak, Jumat (23/7/2021) petang.
“Operasi SAR kami hentikan karena alasan efektifitas dalam penyelenggaraan operasi SAR,” tegasnya.
Selanjutnya, tim SAR melaksanakan patroli dan pemantauan, koordinasi dengan Potensi SAR, serta menyebarkan e-broadcast kepada kapal-kapal yang melintas di kawasan tersebut untuk memberikan pertolongan atau evakuasi serta melaporkan jika melihat korban atau barang-barang yang diduga milik korban.
Selama 10 hari operasi SAR berlangsung, tim SAR berhasil mengevakuasi 83 orang selamat dan 24 orang meninggal dunia. Sedangkan 31 orang lainnya, hingga saat ini belum ditemukan.
Terkait operasi SAR KM Kakap Merah III, tim SAR juga telah melaksanakan upaya pencarian. Perlu diketahui, KM Kakap Merah III hilang kontak pada tanggal 13 Juli 2021. Namun, informasi tersebut baru dilaporkan ke Kantor SAR Tanjungpinang pada tanggal 19 Juli 2021 sore oleh pihak pemilik kapal.
Dilaporkan, KM Kakap Merah III jenis kapal kayu dengan person on board (POB) 13 orang dimana 4 diantaranya berasal dari Tegal, Jawa Tengah. Rute mereka, dari Muara Angke – Selat Karimata – Laut Natuna – Laut China Selatan.
Berdasarkan posisi terakhir tracking, kapal berada di Perairan Tambelan Kabupaten Bintan yang masuk wilayah kerja Kantor SAR Tanjungpinang. Informasi tersebut segera ditindaklanjuti. Kantor SAR Tanjungpinang melaksanakan koordinasi dengan Potensi SAR, diantaranya Danlantamal IV, Guskamla Koarmada I Batam, Bakamla, KKP Kepulauan Riau (Kepri), KSOP Tambelan, Disnav Tanjungpinang, SROP Kijang, Batam VTS, serta Kantor SAR Pontianak dan Kantor SAR Natuna.
“Upaya pencarian dimulai dari lokasi terakhir KM Kakap Merah III sesuai data tracking dengan penghitungan arah hanyut (drift) berdasarkan arah arus laut dan arah angin secara real time,” jelas Kepala Kantor SAR Tanjungpinang Mu’min Maulana selaku SAR Mission Coordinator (SMC).
Selain itu, pihaknya juga melaksanakan koordinasi intensif dengan Kantor SAR Pontianak yang sedang melaksanakan operasi SAR sejak tanggal 14 Juli 2021.
“Covered area operasi SAR Kantor SAR Pontianak yang dilaksanakan sejak tanggal 14 sampai 23 Juli 2021 itu sebenarnya sudah mencakup Perairan Tambelan, baik pencarian di permukaan air dan pencarian melalui udara,” katanya.
Pesawat CN 235, Casa MPA P 8203, dan ATR KKP melaksanakan pencarian melalui udara pada tanggal 19-27 Juli 2021. Sementara pada tanggal 24-27 Juli 2021, ATR KKP, KRI Kerabit, KRI Lemukutan, dan KN SAR Karna juga melaksanakan penyisiran di permukaan air perairan Kalbar hingga Kepulauan Riau, termasuk Perairan Tambelan dimana posisi terakhir KM Kakap Merah III terdeteksi. Namun, tim SAR gabungan tidak menemukan korban.
Kantor SAR Pontianak telah menutup operasi SAR di wilayah kerjanya pada tanggal 23 Juli setelah 10 hari menggelar operasi SAR. Sementara Kantor SAR Tanjungpinang, tetap melaksanakan pencarian terhadap KM Kakap Merah III di wilayah kerja Kantor SAR Tanjungpinang bersama Potensi SAR. Hingga hari ke-7, upaya tim SAR Tanjungpinang mencari KM Kakap Merah III tidak membuahkan hasil. Setelah dilaksanakan evaluasi bersama Potensi SAR yang terlibat dalam pencarian, operasi SAR dihentikan pada Senin (26/7/2021) malam pukul 20.00 WIB.
“Selanjutnya, kami melaksanakan pemantauan dan koordinasi dengan Kantor SAR Pontianak, Kantor SAR Natuna, Potensi SAR khususnya para nelayan, serta menyebarkan e-broadcast kepada kapal-kapal yang melintas di area tersebut untuk membantu dan melaporkan jika melihat atau menemukan obyek pencarian,” pungkasnya. (*)