Bincang Seru Mengenalkan Konsep SDGs Ke Millenial Bersama Pakar

PORTALBELANEGARA.COM, Denpasar (Bali) — Sustainable Development Goals (SDGs) merupakan suatu rencana aksi global yang disepakati oleh para pemimpin dunia, termasuk Indonesia, guna mengakhiri kemiskinan, mengurangi kesenjangan dan melindungi lingkungan. SDGs berisi 17 Tujuan dan 169 Target yang diharapkan dapat dicapai pada tahun 2030.

Pada bulan Agustus 2015, 193 negara menyepakati 17 tujuan antara lain pertama adalah pengentasan segala bentuk kemiskinan di semua tempat.Tujuan kedua adalah mengakhiri kelaparan, mencapai ketahanan pangan dan perbaikan nutrisi, serta menggalakkan pertanian yang berkelanjutan.

Tujuan ketiga adalah kehidupan sehat dan sejahtera, menggalakkan hidup sehat dan mendukung kesejahteraan untuk semua usia.

Tujuan keempat adalah pendidikan berkualitas, Memastikan pendidikan berkualitas yang layak dan inklusif serta mendorong kesempatan belajar seumur hidup bagi semua orang.

Tujuan kelima adalah kesetaraan gender,mencapai kesetaraan gender dan memberdayakan semua perempuan.

Tujuan keenam adalah air bersih dan sanitasi layak, menjamin akses atas air dan sanitasi untuk semua.

Tujuan ketujuh meliputi energi bersih dan terjangkau, memastikan akses pada energi yang terjangkau, bisa diandalkan, berkelanjutan dan modern untuk semua.

Tujuan ke delapanan yaitu pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi,mempromosikan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan dan inklusif, lapangan pekerjaan dan pekerjaan yang layak untuk semua.

Tujuan kesembilan adalah Industri, inovasi dan infrastruktur, membangun infrastruktur kuat, mempromosikan industrialisasi berkelanjutan dan mendorong inovasi.

Tujuan kesepuluh adalah berkurangnya kesenjangan, mengurangi kesenjangan di dalam dan di antara negara-negara.

Tujuan kesebelas fokus Kota dan komunitas berkelanjutan, Membuat perkotaan menjadi inklusif, aman, kuat, dan berkelanjutan.

Tujuan keduabelas konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab, memastikan pola konsumsi dan produksi yang berkelanjutan.

Tujuan ketigabelas adalah penanganan perubahan iklim, mengambil langkah penting untuk melawan perubahan iklim dan dampaknya.

Tujuan ke empatbelas ekosistem laut, perlindungan dan penggunaan samudera, laut dan sumber daya kelautan secara berkelanjutan.

Tujuan kelimabelas adalah ekosistem daratan, mengelola hutan secara berkelanjutan, melawan perubahan lahan menjadi gurun, menghentikan dan merehabilitasi kerusakan lahan, menghentikan kepunahan keanekaragaman hayati.

Tujuan ke enambelas yakni perdamaian, keadilan dan kelembagaan yang tangguh,mendorong masyarakat adil, damai, dan inklusif.

Terakhir tujuan ke tujuhbelas yakni kemitraan untuk mencapai tujuan, menghidupkan kembali kemitraan global demi pembangunan berkelanjutan.

Untuk mengenalkan konsep SDGs ke generasi millenial Turun Tangan Regional Bali mengadakan Sharing Online#9 bertema “Kontribusi Pemuda Dalam Mewujudkan Suistainable Development Goals (SDGs) pada hari Minggu (4/10/2020) pukul 20.00 wita via aplikasi Google Meet.

Komunitas Turun Tangan Bali mengundang Zulfikar Dinar Wahidayat Putra (Dosen Perencanaan Wilayah dan Kota UGM/Eks-Innovation Officer UNDP Indonesia). Dalam kegiatan ini sharing online dimoderatori oleh Syifa Nisaburi dari Turun Tangan Bali. Peserta yang mengikuti kegiatan berjumlah 200 orang dengan latar belakang mahasiswa, pelajar dan profesional.

Diawal diskusi pemateri memutarkan video tentang penduduk dibawah garis kemiskinan di belahan benua Afrika yang terpaksa membuat hajatnya menggunakan plastik dan membuangnya ke segala tempat akibat tidak memiliki kakus. Selain itu peserta ditayangkan sekelompok penduduk yang harus menyantap daging sisa yang dibuang di tempat pembuangan sampah akibat kemiskinan.

Para peserta diajak untuk bisa berpartisipasi bahwa konsep SDGs bukan hanya tanggung jawab pemerintah namun pemuda sebagai generasi millenial bisa aktif berperan di lingkungannya masing-masing.

“Pemuda harus aktif dalam berkegiatan sosial untuk mendukung SDGs. Konsistensi kita untuk selalu mengelola inisiatif dan ide. Saat ini sangat tidak mudah mengajak kegiatan sosial karena bukan sebuah rutinitas,” ungkapnya.

Pemuda yang tergabung dalam komunitas sosial memiliki tantangan dalam mengukur SDGs.

“Tantangan tersebut meliputi data, data, kualitas indikator, integrasi ke kebijakan pembangunan, fragmentasi manajemen kewilayahan, political Will, kapasitas personil pemerintah dan aksi-aksi konkret,” terangnya.

Diakhir materi pembicara mengajak seluruh millenial agar berpartisipasi dalam SDGs.

“Menggaungkan SDGs haruslah dengan pendekatan yang menarik.Generasi millenial lebih menyukai sesuatu yang mereka anggap seru contohnya bisa menggunakan aplikasi tiktok dalam mempromosikan kampanye hijau,” tandasnya.

Sharing Online#9 ditutup dengan sesi tanya jawab yang tak kalah seru. Perbedaan dengan sharing online sebelumnya yang menggunakan WhatsApp group terlihat dari pertanyaan-pertanyaan yang didominasi oleh peserta begitu kritis. Bahkan ada peserta yang meminta tambahan waktu untuk bertanya ke narasumber.

Semua peserta begitu puas dengan paparan yang disampaikan narasumber. Seluruh peserta yang hadir pun mendapatkan materi untuk bisa mereka baca dan aplikasikan untuk diterapkan di komunitas masing-masing. (Herdian Armandhani)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!