Ucapan Selamat Jalan UN, Selamat Untuk Mas Menteri

Oleh : M.Qudrat Nugraha, Ph.D saat ini Dosen PTS dan Sekjen Yayasan Barisan Patriot Bela Negara NKRI
Untuk Mas Mendikbud yang dimuliakan Allah Tuhan YME, sebagai pribadi dan juga sebagai the chief of board national Jaringan Koalisi Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI) dan Pembina PB PGRI.
Pertama mengucapkan selamat atas meng “rest in peace” kan UN yang selama ini menjadi momok tahunan di negeri ini. Sejarah akan mencatat mas menteri Nadiem Makarim sebagai menteri yang berani dan radikal untuk mengefesiensikan pendidikan dasar dan menengah umum (Dikmenum) di negeri ini. Meskipun demikian kita harus kerja keras dengan cara cara baru, karena dunia Dikmenum masih sangat banyak Pekerjaan Rumah (PR nya) yang tidak dapat/belum terselesaikan oleh menteri-menteri terdahulunya. Misalnya, masalah layanan pendidikan para siswa yang belum merata dalam kualitasnya dan masalah layanan kepada guru yang masih banyak persoalan dan sebagainya.
Lepas dari hal di atas, dalam momentum saat wabah corona (covid-19) yang insya Allah kita harus optimis dengan usaha dan doa akan cepat berakhir karena ridho Allah Tuhan YME juga akhir nya. Saat ini saya ingin meng apeal mas menteri bahwa di tingkat Perguruan Tinggi di Indonesia ada banyak juga pemborosan dan kegiatan yang tidak perlu dan harus dibabat habis (dideregulasi secara terstruktur). Satu misal, ada ujian terbuka dan tertutup untuk Study S3 di negeri ini. apa tidak banyak mudharatnya? hanya menghabiskan waktu, tenaga dan biaya civitas academica khususnya mahasiswa nya.
Pada beberapa negara besar di dunia yang saya tahu nggak ada tuh ujian tertutup terbuka dengan acara makan syukuran besar seperti pesta nikahan aja, dan banyak lagi. Belum lagi soal SKS yang terlalu banyak, belum lagi untuk menjadi guru besar yang kaku, sangat rumit dan tidak jelas ukuran usulan waktu di akhir nya. Akibatnya banyak para dosen (pengamatan selintas) yang mumpuni di bidang ilmunya, akhirnya keburu pensiun tidak ke luar-ke luar Guru Besar nya (Professornya). Setahu saya dan hemat pikiran pendapat saya, ini kondisi di Perguruan Tinggi semua ini sudah berjalan puluhan tahun. Hal ini seperti hal nya UN yang telah ditiadakan/dideregulasi (kemarin) habis-habisan disubtitusi dengan cara hasil ujian oleh guru di sekolah nya. Intinya di Perguruan Tinggi di NKRI ini juga menunggu sentuhan tangan dingin dan kembali unjuk keberanian mas menteri.
Semoga tulisan ini ada dapat ditarik manfaatnya untuk merdeka belajar dan pendidikan lebih maju di NKRI yang kita cintai.
Bravo NKRI
Redaktur : Hendi Parismadiadi, S.Pd.