Serunya Jadi Chef Dapur Umum

PORTALBELANEGARA.COM, Kota Bandung – Nia Kurniasih (41) tak pernah menyangka dirinya akan menjadi “chef de cuisine” alias kepala juru masak di Dapur Umum Kelurahan Sukaraja, Kec. Cicendo Kota Bandung. Ia dan 20 orang timnya mendadak menjadi juru masak untuk 200 keluarga di kelurahannya.

Setiap hari, mulai pukul 10.00 WIB ia dan para koki lainnya telah bersiap untuk memasak. Nasi, sayuran, dan lauk pauk lainnya mereka olah untuk menjadi nasi kotak dan akan dibagikan kepada warga terdampak Covid-19 pada pukul 16.00 WIB.

“Menyenangkan banget. Kita ini sudah 15 hari. Waktu hari pertama itu kita bikinnya periode pertama 100 bungkus. Begitu periode kedua kita naikin lagi jadi posisinya 200 bungkus,” ujarnya.

Lauk pauk yang dimasak pun beragam, namun sesuai dengan stok logistik hari itu. Para donatur terkadang memberi telur, daging, atau ikan. Itulah yang akan Nia masak beserta pasukannya dari Karang Taruna.

“Memang saya bikin list menu, tapi ada para donatur yang yang datang ke sini. Tadinya misal ikan tongkol, tapi banyak telur, kita masak telur. Kita menggunakan logistik yang ada. Oleh tim dapur kita olah. Tapi sekarang bahan logistik telornya sudah habis jadi bikin menu yang sederhana, seperti rolade,” bebernya.

Kendati pernah merasa lelah, namun timnya membuatnya terus semangat. Apalagi, dukungan dari kelurahan, Karang Taruna, dan PKK selalu hadir.

“Kalau dibilang capek-capek ya tapi kita relawan. Sebagai relawan kita harus siap,” tegas Nia.

Tim dapur ini bahkan berencana untuk membuat 2.500 ketupat untuk dibagikan ke 10 RW di Kelurahan Sukaraja. Ketupat itu akan didistribusikan pada H-3 lebaran.

Kinerja para relawan tim dapur inilah yang juga menyulut semangat Gugus Tugas Covid 19 di Kelurahan Sukaraja.

Lurah Sukaraja, Evy Oktaviyanti mengungkapkan, sejak dicanangkan pada 1 Mei 2020, gugus tugas tidak pernah libur untuk mengupayakan bantuan dan penanganan Covid-19.

“Kita tiap hari. Tidak ada libur. Semangat tim dapur itu mengembalikan semangat kami juga secara psikologis,” tuturnya.

Ia menerangkan, setiap hari dapur umum itu mendistribusikan 200 nasi dus kepada warga yang terdaftar untuk mendapat bantuan. Terdapaf 632 KK DTKS dan 863 non-DTKS yang murni warga Sukaraja.

“Kalau ditambang dengan yang musiman seperti ojol gitu jadi 1.300,” imbuhnya.

Sumber daya dapur diperoleh dari dana PIPPK dan donasi warga sekitar. Setiap hari, ada saja warga yang memberikan bantuan.

“Ada yang memberi minyak, ikan, telur, kurma, alhamdulillah. Menyumbang uang juga ada. Setiap donatur saya ajak dulu lihat kondisi dapur umumnya, saya ajak keliling, lalu didata di sini. Setiap donasi yang masuk ada dokumentasinya. Bukan untuk riya, tapi untuk transparansi. Lalu kami beri piagam sebagai penghargaan dan ucapan terima kasih,” jelas Evy.

Nasi dus yang sudah dikemas didistribusikan ke 10 RW sekelurahan secara bergiliran. Satu paket nasi dus memiliki porsi yang banyak yang cukup untuk satu keluarga.

“Kita ada 10 RW. Per hari kita bagikan ke 2 RW, jadi hari ini RW mana, besok RW mana. Ini kalau kuantitas ada 200, tapi porsinya dobel. Bisa cukup untuk satu keluarga,” katanya.

Langkah kompak warga Sukaraja diberi jempol oleh Wakil Wali Kota Bandung Yana Mulyana. Ia melihat kerja keras tim dapur umum dan berterima kasih atas jerih payah mereka membantu warga yang kesulitan.

“Mudah-mudahan ini jadi amal kebaikan dan dicatat sebagai amal saleh. Terima kasih yang sebesar-besarnya saya sampaikan untuk semua tim. Kita kerja bersama. Insyaallah kita mampu menghadapi pandemi ini,” ucap Yana. (nur)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!