SDS Miftahul Falah Gelar “Grafitasi” Sebagai Aksi Nyata P5: Kreativitas, Kewirausahaan dan Pelestarian Budaya
PORTAL BELA NEGARA, Garut || SDS Miftahul Falah hari ini menggelar kegiatan bertajuk “Grafitasi” (Galeri Kreativitas Siswa), sebuah ajang untuk menampilkan hasil pembelajaran siswa dalam Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila* (P5). Kegiatan ini mengusung tema “Berwirausaha dan Melestarikan Budaya dalam Semangat Pancasila” dan menjadi gelar karya perdana yang melibatkan sinergi antara siswa, guru, dan orang tua. Senin (16/12/2024)
Kegiatan ini berfokus pada kewirausahaan, kearifan lokal, dan hidup berkelanjutan sebagai bentuk implementasi nyata nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Dalam gelar karya ini, siswa menampilkan berbagai produk kreatif yang mereka buat, seperti kerajinan tangan dari bahan daur ulang, makanan tradisional, hingga produk kewirausahaan lainnya.
Rangkaian Kegiatan Menarik
Selain memamerkan karya siswa, SDS Miftahul Falah juga mengadakan lomba menghias kelas dan membuat pojok baca. Kedua lomba ini bertujuan untuk mendorong kreativitas siswa dalam menciptakan lingkungan belajar yang nyaman dan inspiratif.
Para juri yang dipercaya untuk menilai kegiatan ini adalah H. Nanang Rahmat, S.Pd, Pengawas Bina SDS Miftahul Falah, Hj. Tatti Martika, M.MPd., Pengurus Komite Sekolah Bidang Pengembangan Pendidikan, Siti Tubayati, S.Pd., Kepala Sekolah Penggerak SDN 2 Cikandang.
Dukungan Orang Tua dan Guru
Kegiatan ini juga menunjukkan peran penting guru sebagai pembimbing dan orang tua sebagai pendukung utama dalam pengembangan kreativitas anak. Kepala Sekolah SDS Miftahul Falah, Siti Masitoh, S.Pd., menyampaikan bahwa kegiatan ini adalah langkah awal dalam memperkenalkan siswa pada dunia kewirausahaan sekaligus menanamkan rasa cinta terhadap budaya lokal.
“Grafitasi adalah wadah bagi siswa untuk mengekspresikan ide-ide kreatif mereka. Kami berharap kegiatan ini dapat menginspirasi siswa untuk terus mengembangkan potensi diri, sekaligus mengapresiasi budaya lokal sebagai bagian dari jati diri bangsa,” ujar Siti Masitoh.
Antusiasme dan Apresiasi
Kegiatan ini disambut dengan antusiasme yang tinggi, baik dari siswa, orang tua, maupun masyarakat sekitar. Salah satu juri, H. Nanang Rahmat, S.Pd., memberikan apresiasi atas inovasi yang dilakukan oleh SDS Miftahul Falah.
“Ini adalah langkah nyata dalam mendidik generasi muda yang kreatif, inovatif, dan berkarakter Pancasila. Semoga kegiatan ini dapat terus dilakukan secara berkelanjutan,” katanya.
H. Nanang Rahmat, menilai bahwa Kegiatan gelar karya siswa dalam Kurikulum Merdeka yang dilaksanakan di akhir semester ini sudah cukup menarik. Antusiasme siswa dan orang tua sangat terlihat, menunjukkan bahwa kegiatan ini memiliki dampak positif terhadap pembelajaran.
“Namun, ke depannya, sarana yang disediakan oleh sekolah perlu lebih dioptimalkan. Kolaborasi dengan orang tua juga harus lebih efektif untuk mendukung pelaksanaan kegiatan ini. Beberapa hal yang dapat ditingkatkan, seperti menyediakan ruang pameran yang lebih representatif, panggung untuk pentas seni, pengeras suara yang memadai, serta mendokumentasikan kegiatan ini dengan lebih baik. Saya berharap kegiatan ini terus berkembang menjadi lebih baik di masa mendatang,” ucapnya H Nanang saat menyampaikan kesan dan pesannya.
Sementara salah seorang Orang Tua murid Kelas 5 menyampaikan bahwa Kegiatan ini sangat bermanfaat, terutama bagi siswa kelas 5. Dengan tema kewirausahaan, anak-anak belajar untuk mengelola keuangan secara sederhana sekaligus mendapatkan pengalaman langsung dalam membuat makanan yang bisa dijual di sekolah.
“Hal ini tidak hanya melatih kreativitas mereka, tetapi juga membangun rasa percaya diri dan jiwa wirausaha sejak dini. Kami berharap kegiatan seperti ini terus dilakukan dan dikembangkan di masa mendatang,” ungkapnya.
Melalui Grafitasi, SDS Miftahul Falah telah menunjukkan bahwa pembelajaran berbasis P5 tidak hanya sekadar teori, tetapi dapat diimplementasikan dalam aksi nyata yang bermanfaat bagi siswa dan masyarakat. Gelar karya ini diharapkan menjadi inspirasi bagi sekolah lain untuk melakukan hal serupa, demi mencetak generasi pelajar yang berwawasan global namun tetap berakar pada nilai-nilai budaya lokal. (Cepi Gantina)