Relawan Komunitas Turun Tangan Bali Terjun Bagikan Nasi ke TPA Sarbagita

PORTALBELANEGARA.COM, Denpasar (Bali) — Sejak pandemi virus covid-19 menyebar di daerah-daerah yang ada di Indonesia. Secara langsung mempengaruhi kondisi perekonomian masyarakat. Tak terkecuali Provinsi Bali yang terkenal dengan industri pariwisatanya. Data dari Dinas Pariwisata Provinsi Bali tercatat sektor Pariwisata merugi 48.5 trilliun akibat pandemi covid 19. Banyak masyarakat yang bekerja disektor pariwisata dan lainnya terpaksa harus dirumahkan tanpa digaji dan adapula yang harus diputus hubungan kerja akibat perusahaan tidak mampu membayar kewajibannya.

Bagi masyarakat yang bekerja serabutan dan dapat dikategorikan pra sejahtera dengan adanya pandemi covid 19 membuat beban hidup dan tanggungan menafkahi keluarga menjadi berat. Kebutuhan pangan yang normalnya sehari 3 kali kini hanya bisa sekali sehari. Bahkan harus ada yang berpuasa karena penghasilan yang pas-pasan dan tak menentu.

Menyadari kondisi yang terjadi di masyarakat Bali khususnya di Kota Denpasar akibat pandemi covid-19. Komunitas Turun Tangan Regional Bali untuk kedua kalinya mengadakan kegiatan sosial berbagi nasi dhuafa. Kegiatan berbagi nasi dhuafa diadakan pada hari Sabtu (5/9/2020) pukul 16.00 wita dengan melibatkan puluhan relawan yang berprofesi sebagai pelajar, mahasiswa dan pekerja.

Sebanyak 200 nasi bungkus dan air mineral terkumpul dari aksi penggalangan yang diadakan oleh Komunitas Turun Tangan Regional Bali. Titik sasaran pembagian nasi dipusatkan di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Sarbagita atau lebih dikenal TPA Suwung di Daerah Serangan Denpasar Selatan.

Kemudian ada di Depo Pembuangan Sampah Genteng Biru Jalan Teuku Umar, Depo Sampah Jalan Pulau Kawe Denpasar, dan Depo Sampah Pasar Kreneng Denpasar, dan lingkungan masyarakat pra sejahtera di Kota Denpasar. Adapun masyarakat sasaran yang menjadi target pembagian nasi adalah mereka yang berprofesi sebagai buruh angkut sampah, pemulung, pemilah sampah, juru parkir, pedagang asongan, pedagang kaki lima, tuna wisma, dan pengamen jalanan.

Dengan menerapkan protokol kesehatan para relawan Komunitas Turun Tangan Regional Bali blusukan ke lokasi-lokasi yang ditentukan. Tantangan saat pembagian nasi adalah di TPA Sarbagita Suwung. Di lokasi ini relawan membagikab nasi ke buruh angkut sampah yang sedang bekerja diatas Gunungan Sampah yang begitu tinggi. Belum aroma tidak sedap yang begitu menyengat serta debu yang menghampiri para relawan. Belum lagi dentuman getaran tanah berpijak yang dihasilkan truk-truk pengangkut sampah yang silih berganti mengangkut sampah masuk kawasan ini. Medan pembagian nasi yang begitu berat tak menyurutkan langkah para relawan untuk membagikan nasi untuk pekerja di kawasan yang jauh dari pemukiman warga ini.

Kadek Agus Putra Pradana atau akrab disapa Agus salah seorang pelajar yang menjadi relawan kegiatan berbagi Nasi Dhuafa begitu antusia dalam kegiatan ini. Pemuda berusia 18 tahun ini tak canggung harus membagikan nasi di daerah yang jarang mau dikunjungi masayarakat pada umumnya.

“Ini adalah pengalaman pertama saya mengikuti kegiatan bakti sosial bersama komunitas Turun Tangan Bali, senang rasanya bisa berbagi kepada saudara saudara kita yang sedang mengais rejeki di TPA Suwung (Serangan), melihat mereka bahagia sangat senang rasanya. Masih banyak saudara saudara kita yg masih perlu urunan tangan kita,” pungkas pemuda yang menuntut ilmu di SMK PGRI 2 Denpasar ini.

Agus berharap kegiatan berbagi nasi dhuafa bisa terus ada membantu saudara-saudara yang kurang mampu.

“Semoga kedepannya saya dan komunitas Turun Tangan Bali bisa membantu saudara kita yang membutuhkan dan bisa mengajak masyarakat lainnya untuk berbagi bersama,” jelas pemuda yang menjabat sebagai Ketua OSIS ini.

Relawan lainnya bernama Kadek Krisniari mengapresiasi kegiatan yang digagasa Komunitas Turun Tangan Bali.

“Semoga semakin banyak kegiatan kemanusiaannya, terutama membantu orang-orang yang membutuhkan. Tidak hanya untuk saat ini saja, tapi kedepannya semakin sering,” tutur mahasiswi semesyer VII Universitas Mahasaraswati Denpasar ini.

Dilokasi kegiatan perwakikan Komunitas Turun Tangan Regional Bali bernama Muhammad Iyus mengaku senang
bisa melihat orang-orang sekitar tersenyum dan mengucapkan terimakasih atas bantuan nasi bungkus dari komunitasnya.

“Harapan saya dari kegiatan tadi, semoga bisa terus berlanjut kegiatannya dalam frekuensi waktu tertentu,” tutur mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Udayana ini.

Rencananya agenda berbagi nasi dhuafa akan diadakan dua minggu sekali setiap bulannya. Komunitas Turun tangan merupakan yayasan non profit yang secara khusus bergerak pada bidang pendidikan politik, sosial kemanusiaan, kesehatan dan lingkungan. (Herdian Armandhani)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!