Penghijauan Reguler Kolaborasi Hijau ke-35: Menyulam Harapan di Gunung Congkrang

Garut || Konsistensi dan semangat kebersamaan kembali terlihat dalam kegiatan Penghijauan Reguler Kolaborasi Hijau ke-35 yang dilaksanakan di Blok Gunung Congkrang. Pada kesempatan kali ini, fokus kegiatan tertuju pada pemeliharaan bibit yang telah ditanam sebelumnya, dengan membersihkan gulma, memperbaiki ajir, serta memperkuat karung pelindung tanaman. Sabtu (04/10/2025)

Meski terik matahari menyengat, semangat para relawan tidak pernah kendor. Dari kalangan tua, muda, hingga anak-anak, semua tampak antusias. Kegiatan ini menjadi ruang kolaborasi lintas generasi, sebuah bukti bahwa kepedulian terhadap lingkungan bukan sekadar wacana, melainkan tindakan nyata.

Sosok sepuh, H. Jen, menjadi teladan tersendiri. Dengan semangat yang tak kalah dari generasi muda, beliau terus aktif mengikuti kegiatan, memotivasi relawan lain agar tetap istiqomah dalam menjaga penghijauan. Sementara itu, dari kalangan pelajar, Mirza Ukail Nurjaman, siswa kelas 6 SDN 3 Padasuka, juga ikut terlibat dengan penuh semangat. Bagi Mirza, kegiatan ini menjadi pengalaman berharga sekaligus pendidikan karakter di luar sekolah, apalagi di hari Sabtu ia tengah libur karena sistem sekolah full day.

Dalam kesempatan ini, Penanggung Jawab Kolaborasi Hijau, H. Jaeni, menyampaikan pesan penuh makna.

“Setiap pohon yang kita tanam adalah titipan masa depan, bukan hanya bagi kita, tetapi juga bagi generasi yang belum lahir. Melalui kegiatan Penghijauan Reguler Kolaborasi Hijau ke-35 di Gunung Congkrang, kita sedang menorehkan jejak cinta yang tak lekang oleh waktu,” pesannya.

Dengan mengusung tema “Menjaga Warisan Hijau, Menyulam Harapan Masa Depan”, kegiatan ini mengingatkan bahwa hutan bukan sekadar kumpulan pepohonan, tetapi pusaka hidup yang memberi napas, kesejukan, dan kehidupan bagi semesta. Menanam dan merawat pohon hari ini adalah wujud syukur sekaligus ikhtiar agar bumi tetap berdaya memberi.

Tagline sederhana namun sarat makna, “Rawat pohon hari ini, nikmati naungan esok nanti”, menjadi pengingat bahwa langkah kecil dalam merawat tunas hijau adalah benih besar yang kelak memberi perlindungan, manfaat, dan keselamatan bagi manusia maupun makhluk lainnya.

Gunung Congkrang kini menjadi saksi bagaimana semangat gotong royong, kepedulian, dan konsistensi komunitas mampu menumbuhkan harapan di tengah tantangan. Konsisten dan solid adalah kunci.

Penghijauan ini bukan sekadar agenda rutin, melainkan sebuah warisan hijau yang akan terus hidup, tumbuh, dan memberi manfaat hingga masa depan. (CG/Jajang Nurjaman) 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!