Peluncuran Buku Saku Digital, Bukti Realisasi Kesepakatan Siswa untuk Mewujudkan Profil Pelajar Pancasila di SMAN 16 Garut
PORTALBELANEGARA.COM, Garut – Sebagaimana yang kita ketahui bahwa salah satu program Guru Penggerak dan Sekolah Penggerak adalah membiasakan budaya positif di sekolah untuk mewujudkan profil pelajar Pancasila. Untuk merealisasikan semua itu tentunya tidak lepas dari dukungan berbagai pihak, baik pihak sekolah, walikelas, dewan guru dan siswa pada umumnya. Berawal dari kesepakatan kelas yang telah dilakukan dengan bimbingan para walikelas di SMAN 16 Garut, terangkum beberapa kesepakatan kelas yang sudah dirumuskan. Kesepakataan kelas tersebut kemudian ditindaklanjuti menjadi kesepakatan sekolah yang telah disosialisasikan kepada perwakilan setiap kelas. Para siswa pun menyambut baik tentang rencana kesepakatan sekolah tersebut.
Sebagai wujud dari realisasi kesepakatan sekolah, maka berdasarkan hasil musyawarah para guru penggerak di SMAN 16 Garut, yaitu Yanti Damayani, S.T, Irma Yusmita, S.Pd, Ipung Saepulrohman, S.Pd, dan Heri Susanto, S.Pd, menyepakati adanya buku saku digital yang berfungsi untuk menilai sikap dan perilaku siswa baik di dalam maupun di luar kelas. Di dalam buku saku digital tersebut termuat enam profil pelajar pancasila sebagai hasil pengimbasan budaya positif yang harus diperhatikan oleh siswa. Proses pembuatan buku saku digital tersebut tidak membutuhkan waktu yang cukup lama karena para guru penggerak sudah berkompeten dalam bidang IT sehingga buku saku digital pun dapat selesai sesuai dengan waktu yang direncanakan.
Peluncuran buku saku digital ini dilaksanakan pada hari Rabu, 26 Januari 2022 yang disambut baik oleh Kepala SMAN 16 Garut, Bapak Sopyan Nurjaman,.M.Pd. Beliau mengharapkan dengan adanya buku saku digital ini, para siswa menjadi lebih disiplin dan terampil dalam belajar serta mampu menahan diri untuk melakukan hal-hal yang negatif. Sebaliknya para siswa terbiasa melakukan hal-hal yang positif sesuai dengan profil pelajar Pancasila yang diharapkan. Namun hal itu tentunya perlu bimbingan terus dari para walikelas, maka beliau menyatakan bahwa buku saku digital ini merupakan proyek walikelas yang harus dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab.
Buku saku digital ini dipegang oleh setiap guru untuk menilai karakter siswa yang termasuk ke dalam budaya positif, dan juga menilai karakter siswa dilihat dari budaya negatifnya misalnya datang terlambat ke sekolah, mengobrol saat guru menjelaskan, tidak serius dalam melakukan diskusi dan lain sebagainya. Adapun budaya positif seperti melaksanakan sholat dhuha di sekolah, berdoa dan tadarus al-quran dan, tepat waktu dalam mengerjakan tugas dan lain sebagainya. Budaya positif diberi nilai +1 dan budaya negatif diberi nilai -1. Proses penilaian sikap siswa melalui buku saku digital ini bisa dilakukan setiap hari oleh guru saat proses pembelajaran di dalam kelas.
Peluncuran buku saku saku digital ini disambut baik oleh berbagai pihak. Salah satunya Pembina OSIS yaitu Hj Nurfarizah, S.Pd, M.Pd, yang menyatakan bahwa buku saku digital ini sangat bagus untuk melihat perkembangan anak dilihat dari kedisiplinannya serta untuk menyamakan persepsi sesama guru dalam memberikan reward dan punishment. Pada kesempatan yang lain, Wawat Tuswidawati, S.Pd, M.Pd (guru PKN dan walikelas XII IPS 4) menanggapi dengan sangat positif peluncuran buku saku digital ini. Beliau mengatakan bahwa dengan adanya buku saku digital, kita dapat melihat perkembangan peserta didik secara seksama baik positif maupun negatif dengan harapan dapat mengarah pada hal yang lebih positif sehingga terwujudnya profil pelajar Pancasila.
Adapun tanggapan dari siswa yaitu Syafika sebagai ketua OSIS menyambut baik dengan adanya buku saku digital ini. Ananda Syafika mengatakan bahwa dengan adanya buku saku digital bisa menjadi sesuatu yang efektif untuk para guru dalam menilai sikap siswa di sekolah. Para siswa dapat berlomba-lomba untuk melakukan kebaikan walaupun dengan niat untuk dinilai oleh guru. Namun setidaknya tumbuh dalam diri siswa untuk berubah menjadi lebih baik. Selain itu melalui buku saku digital, para siswa berpikir ulang terlebih dahulu untuk melakukan hal yang negatif.
Demikian beberapa tanggapan yang dapat penulis rangkum. Semoga dengan peluncuran buku saku digital ini dapat dijadikan sebagai sarana dan alat untuk menilai karakter siswa secara objektif baik positif maupun negatif. Pada akhirnya karakter siswa yang positiflah yang menjadi pembiasaan sehingga terbentuk profil pelajar Pancasila yang diidamkan oleh kita semua.
Ditulis oleh Isoh Solihah, M.Pd
How wonderful, Long life SMAN 16 Garut
Kereeeen bu …..smg terwujud manusia yg berpancasila….luar biasa….barakallah. Salam literasi