Menanam Harapan di Lereng Congkrang: Kolaborasi Hijau ke-17 Bergerak Lebih Cepat

Garut || Kabut pagi belum sepenuhnya sirna saat langkah-langkah ringan para relawan mulai menapak jalur tanjakan di Blok Gunung Congkrang. Di tangan mereka tergenggam bibit-bibit pohon endemik, Kihonje, Kisalam, Kibeureum, dan Ekaliptus yang hari ini akan menjadi bagian dari hutan masa depan. Sabtu (14/6/2025)
Inilah aksi Kolaborasi Hijau ke-17, sebuah gerakan warga yang memilih tidak tinggal diam melihat kerusakan alam. Dengan semangat “lebih banyak, lebih cepat, dan lebih nyata,” tim relawan kini tak lagi menanam dua minggu sekali, tetapi setiap Sabtu, mengikuti irama hujan yang masih setia turun di kawasan Cikajang.
Sekitar 10 relawan dari berbagai latar belakang bekerja bersama. Tak hanya menanam, mereka juga melakukan penyulaman bibit yang gagal tumbuh, memasang pelindung pohon, dan melakukan perawatan lanjutan pada zona hijau yang sudah terbentuk. Hari ini, sebanyak 30 bibit pohon kembali ditanam di lereng yang rawan longsor dan kekeringan.
“Kami menanam bukan hanya untuk sekarang, tapi untuk anak-anak kita kelak. Pohon-pohon ini akan tumbuh saat kita mungkin sudah tidak ada, dan itu justru alasan mengapa kami terus datang setiap minggu,” ucap seorang relawan sambil mengikat pelindung bambu pada batang pohon muda.
Aksi ini bukan hanya tentang lingkungan, tapi juga tentang kesadaran sosial, pendidikan ekologi, dan cinta tanpa pamrih. Kolaborasi Hijau bukan sekadar program, tapi panggilan hati untuk merawat bumi yang mulai lelah. (Cepi Gantina)