Masyarakat 3 Desa di Pekuncen Banyumas Akan Pasang Tanggul Darurat di Tikungan Maut Gibod

PORTALBELANEGARA.COM, Banyumas – Tikungan gibod di tanjakan/turunan yang berada di wilayah Desa Cikawung berbatasan dengan Desa Semedo, Kecamatan Pekuncen, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, kembali memakan korban sepasang suami-istri masuk ke jurang kedalaman 10 meter, pada hari penutupan TMMD Reguler 108 Kodim 0701 Banyumas (29/7).

Dibenarkan Kasiman (54), warga Desa Cikawung RT. 03 RW. 04, yang merupakan salah satu pemilik lahan di gibodan atau tikungan gibod, bahwa korban adalah warga Kecamatan Tonjong, Kabupaten Brebes, sepulang dari saudaranya di Desa Semedo.

“Sepasang suami istri itu mengendarai motor matic, yang katanya juga dari Obyek Wisata Watu Kumpul untuk melihat uji terbang paralayang KONI Banyumas dan acara pelepasan TNI TMMD,” ungkapnya kepada Babinsa Semedo, Koramil 15 Pekuncen, Kodim 0701 Banyumas, Serka Joko Arif Nugroho, Jumat (31/7/2020).

Dijelaskannya lanjut, kejadian terjadi pukul 12.30 WIB. Untuk suaminya tersangkut di pohon sengon dan mengalami patah paha kaki kanan. Sedangkan istrinya di kedalaman 7 meter mengalami fraktur panggul.

Untuk evakuasi dilakukan sejumlah tukang ojek Cikawung, Babinsa dan sejumlah pengendara yang melintas.

“Korban dibawa ke RSUD Ajibarang, dan selanjutnya dirujuk ke RS. Ortopedi di Purwokerto,” imbuhnya.

Dirinya berharap agar dinas terkait segera merespon dengan pemasangan pembatas dan pengaman jalan sehingga dirinya juga aman saat menyadap/menderes getah karet di bawah tikungan gibod.

“Kasihan orang luar yang akan berkunjung ke sejumlah Obyek Wisata di Desa Petahunan,” pungkasnya.

Sementara dikemukakan Serka Joko Arif Nugroho, bahwa rencananya pada Minggu 2 Agustus 2020 ini, segenap unsur tiga desa (Cikawung, Semedo, dan Petahunan), akan melakukan pemasangan tanggul darurat dari bambu dan ban bekas. Mereka adalah Babinsa, Bhabinkamtibmas, perangkat desa, para pemuda tanggap bencana, Pemuda Pancasila, Pemuda Karang Taruna, dan para tukang ojek Cikawung.

“Untuk Dishub Banyumas sudah memberikan tembusan dan akan melakukan pemasangan road barrier beton (2/8), setinggi 80 sentimeter dengan lebar 1 meter, di area tikungan gibod. Untuk panjangnya saya belum tahu,” bebernya.

Di tikungan itu, sudah banyak menelan korban luka maupun jiwa, yang dikarenakan rem blong saat menuruni Desa Semedo, dan rata-rata adalah motor matic.

Terakhir kali korban meninggal masuk jurang sekitar empat bulan lalu, yaitu sepasang suami istri asal Desa Banjaranyar, Kecamatan Sokaraja, Kabupaten Banyumas, yang berboncengan sepulang dari Obyek Wisata Watu Kumpul.

“Sejak sepasang suami istri asal Banjaranyar, Sokaraja, yang meninggal itu, sudah ada 5 kejadian di gibodan. Yaitu orang Kracak, Kecamatan Ajibarang meninggal, orang dari Kabupaten Purbalingga luka-luka, tukang ayam warga Desa Petahunan luka-luka, 3 orang anak Desa Semedo bonceng 3 luka-luka, dan terakhir sepasang suami-istri tersebut,” tandasnya.

Dikatakannya juga, pernah kecelakaan menimpa mobil box, dimana pengemudi dan penumpangnya meninggal dunia masuk jurang. Untuk tahunnya, Babinsa Semedo itu lupa.

Ditambahkannya, upaya memajukan potensi sejumlah wisata di Desa Petahunan, khususnya Curug Nangga melalui pembangunan jalan beton 1,8 kilometer lebar 3,75 meter melalui TMMD Reguler 108 Banyumas, disambut positif oleh seluruh pihak, namun perlu dibarengi dengan upaya pengamanan akses menuju kesana.

Pasalnya, setelah jalan itu jadi, para wisatawan akan semakin banyak. Rambu-rambu lalu lintas dan penerangan jalan juga diperlukan sehingga sejumlah obyek wisata di Desa Wisata Petahunan akan menjadi kebanggaan masyarakat Banyumas umumnya.

“Untuk pemasangan tanggul darurat dari bambu dan ban bekas di depan road barrier beton, tetap akan dilakukan untuk mencegah benturan dengan beton,” pungkasnya. (Aan)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!