Latihan Gabungan Kesenian Tradisional Semarakkan Persiapan Pagelaran NGARACIK 2025 di GOR Cikajang


PORTALBELANEGARA, Garut || GOR Desa Cikajang bergema oleh dentuman kendang, irama calung, dan alunan gamelan dalam kegiatan latihan gabungan kesenian tradisional yang digelar pada Minggu (11/5) malam, sebagai bagian dari persiapan menuju pagelaran Ngarumat Adat Cikajang atau NGARACIK yang akan gelar pada 28-29 Juni 2025 mendatang.
Latihan gabungan ini melibatkan lebih dari 20 penabuh kendang yang berkumpul dari berbagai komunitas seni di wilayah Cikajang. Suasana kian meriah dengan kehadiran para pemain calung dari grup yang sebelumnya berhasil menjuarai lomba tingkat Kabupaten Garut. Sementara itu, sesi gamelan dipimpin langsung oleh Naufal, Dalang muda berbakat dari Cikajang yang dikenal dengan Kidalang Naufal Konthea Sunarya, Pujaran Putu Giriharja 2 dalam mempertahankan nilai-nilai seni tradisi Sunda.
Koordinator kegiatan, Dayat Hidayat menyampaikan rasa bangganya atas antusiasme para peserta yang hadir.
“Ini membuktikan bahwa seni tradisional masih hidup di tengah masyarakat kita. Kegiatan ini bukan sekadar persiapan, tetapi juga ruang silaturahmi dan regenerasi seniman muda Cikajang,” ungkapnya.
Ia juga berharap kegiatan seperti ini dapat menjadi agenda rutin dalam rangka membangun jati diri budaya lokal.
Gilang, salah satu penabuh kendang remaja yang turut ambil bagian dalam latihan gabungan menyampaikan rasa bangganya terhadap semangat para seniman muda di Cikajang.
“Antusiasme para seniman muda di Cikajang luar biasa! Kita semua hadir bukan hanya buat tampil, tapi buat belajar, silaturahmi, dan saling menguatkan. Ini bukti bahwa seni tradisional masih dicintai generasi sekarang,” ujarnya penuh semangat.
Hal serupa juga disampaikan oleh Naufal, dalang remaja yang memimpin latihan gamelan, namun dia turut ambil bagian dalam rampak kendang.
“Alhamdulillah, saya sangat bersyukur melihat antusias para seniman, terutama di rampak kendang. Walaupun yang ikut ada yang masih cilik, remaja, sampai yang sudah tua, semuanya bisa kompak dan semangat. Ini yang bikin saya optimis seni tradisi kita bakal terus hidup di Cikajang,” tuturnya.
“Gamelan, calung, dan rampak kendang adalah warisan budaya. Kalau tidak kita yang merawatnya, siapa lagi? Saya bangga bisa terlibat dalam NGARACIK karena ini adalah bukti nyata Cikajang peduli terhadap akar budayanya,” pungkasnya.
Dengan semangat gotong royong dan cinta terhadap kebudayaan Sunda, latihan gabungan ini menjadi langkah awal yang menjanjikan menuju kemeriahan pagelaran NGARACIK 2025.
Harapannya, Cikajang dapat tumbuh sebagai pusat pelestarian adat dan seni tradisional di wilayah Garut, yang tidak hanya membanggakan secara lokal, tetapi juga menginspirasi daerah lain dalam merawat jati diri budayanya. (Gay/JM, Cepi Gantina)