Kolaborasi Hijau ke-46: Menjaga Warisan Alam, Meneruskan Perjuangan Para Pahlawan

Garut || Kolaborasi Hijau kembali mendaki harapan. Selasa ini, 11/11/2025 di Blok Gunung Congkrang, Kp. Ciarileu, Desa Mekarjaya, Cikajang, Garut. Langkah-langkah kecil tim solid Kolaborasi Hijau kembali bertemu dengan napas panjang alam. Kolaborasi Hijau ke-46 bukan sekadar kegiatan, tetapi sebuah jeda yang penuh makna mengevaluasi pertumbuhan, mendokumentasikan jejak hijau yang terus bertambah, dan memastikan pemeliharaan lanjutan berjalan seperti denyut yang tak putus.

Dengan membawa semangat Hari Pahlawan 10 November 2025, tim solid Kolaborasi Hijau hadir bukan hanya sebagai penanam bibit, tetapi sebagai penerus makna perjuangan. Setiap tunas menjadi cerita. Setiap tetes keringat adalah janji. Gunung Congkrang terus menghijau, dan mereka terus menjaga.

Sebagai bagian dari kegiatan, tim juga melakukan penanaman 20 pohon kiamis, yang menjadi bagian dari gelombang positif “sedekah oksigen”. Pohon-pohon ini adalah pemberian dari salah seorang warga Kampung Babakan, Desa Cikajang, yang menyumbangkan kurang lebih 100 pohon kiamis untuk mendukung program sedekah oksigen Kolaborasi Hijau. Sebuah kebaikan yang tumbuh diam-diam, tetapi berdampak panjang bagi udara dan kehidupan di sekitarnya.

Kegiatan dipimpin langsung oleh Ketua Kolaborasi Hijau, H. Jaeni, yang menegaskan bahwa merawat alam bukanlah tugas sambilan, tetapi bagian dari tanggung jawab moral generasi hari ini.

“Menanam itu mudah, menjaga itulah yang membutuhkan keteguhan. Evaluasi ini menjadi pengingat bahwa apa pun yang kita tanam harus kita kawal sampai kuat berdiri di tanahnya,” ujarnya.

Salah seorang anggota tim menambahkan bahwa kegiatan hari ini lahir dari semangat Hari Pahlawan.

“Kita menghormati jasa para pahlawan yang memperjuangkan kemerdekaan dengan darah dan nyawa. Rasanya malu jika kita berdiam diri di tengah kerusakan alam yang terus terjadi. Menghijaukan bumi adalah cara kita meneruskan perjuangan, dalam bentuk yang sesuai zaman,” Lukmanul Hakim.

Kolaborasi Hijau ke-46 menutup hari dengan catatan sederhana pohon-pohon ini akan tumbuh jika manusia tidak menyerah. Di antara angin Congkrang yang membawa bau tanah basah dan suara ranting yang saling menyapa, harapan kembali ditanam. Tidak hanya di tanah, tetapi juga di dada setiap orang yang datang. (Cepi Gantina)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!