Kolaborasi Hijau ke-40 di Gunung Congkrang: Satukan Langkah, Selamatkan Alam

Garut || Gerakan Kolaborasi Hijau kembali menorehkan langkah nyata di lereng Blok Gunung Congkrang, Kecamatan Cikajang. Memasuki pelaksanaan ke-40 kalinya, kegiatan yang menjadi simbol kepedulian dan gotong royong lintas elemen ini difokuskan pada penyemprotan hama daun dan penyulaman bibit yang gagal tumbuh, Kamis (23/10/2025).
Dipimpin oleh H. Jaeni, kegiatan ini berlangsung penuh semangat di bawah langit cerah bukit yang nampak perlahan kembali hijau. Ia menjelaskan, pelaksanaan dibagi menjadi dua tim, tim pertama fokus pada penyemprotan hama daun untuk menjaga daya tumbuh tanaman, sementara tim kedua melakukan penyulaman bibit sebagai bagian dari pemeliharaan dan penyeimbangan vegetasi di area reboisasi.
“Ini bukan sekadar kegiatan rutin, tapi bentuk tanggung jawab moral terhadap alam. Apa yang kita tanam, wajib kita rawat bersama agar terus hidup dan memberi manfaat bagi kehidupan,” tegas H. Jaeni di sela kegiatan.
Gerakan Kolaborasi Hijau di Blok Gunung Congkrang telah berjalan hampir setahun. Dalam kurun waktu itu, kawasan yang sempat rusak kini berangsur pulih dan mulai kembali hijau, menunjukkan hasil nyata dari kerja keras lintas pihak.
Wilayah Congkrang sendiri merupakan bagian dari lahan HGU PTPN I Regional 2 Kebun Cisaruni yang sempat mengalami okupasi dan beralih fungsi menjadi lahan pertanian warga. Hal tersebut dibenarkan oleh Pelda M. Nur Angkotasan, anggota Koramil 1116/Cikajang yang turut aktif dalam kegiatan penghijauan bersama Babinsa Desa Mekarjaya, Sertu Carsono.
“Memang sempat terjadi alih fungsi lahan di sini. Banyak pohon teh yang dibongkar dan diganti tanaman pertanian. Tapi dengan adanya gerakan Kolaborasi Hijau, masyarakat mulai sadar pentingnya menyeimbangkan kembali ekosistem,” jelasnya.
Hal senada diungkapkan oleh Wawan Kustiawan, peserta dari LSM Laskar Indonesia Cikajang yang juga sebagai peserta gerakan tersebut.
“Dulu warga menggarap lahan ini untuk bertani, tapi sekarang kesadaran mulai tumbuh. Dari mereka ikut menanam dan merawat kembali pohon-pohon di Congkrang. Meskipun masih ada beberapa yang menggarap dan bertani. Mudah mudahan kedepan semua sadar dan ikut menjadi bagian dari gerakan ini,” ujarnya.
Kini, berkat sinergi masyarakat, pemerintah, TNI-Polri, dan PTPN, lahan di Blok Gunung Congkrang mulai kembali hidup. Gerakan ini sekaligus menjadi langkah konkret untuk mengantisipasi bencana alam seperti longsor dan banjir, yang kerap mengancam wilayah perbukitan akibat kerusakan vegetasi.
Melalui kegiatan penyemprotan dan penyulaman bibit ini, para pegiat lingkungan berharap setiap pohon yang tumbuh menjadi bukti nyata cinta terhadap bumi.
“Semoga gerakan ini tak berhenti di sini, tapi terus berlanjut sebagai warisan hijau bagi generasi mendatang,” tutup H. Jaeni penuh optimisme.
(Jajang Nurjaman/CG)