Kabarulem Meriahkan NGARACIK 2025: Warisan Kaulinan Barudak Lembur Hidup Kembali di Cikajang


Garut || Sorak sorai dan tawa riang anak-anak menggemakan Lapangan Sepak Bola Desa Giriawas, Kecamatan Cikajang, Kabupaten Garut. Minggu (29/6/2025), saat perlombaan Kabarulem (Kaulinan Barudak Lembur) digelar sebagai salah satu kegiatan istimewa dalam rangkaian NGARACIK 2025.
Lomba yang diikuti oleh sekitar 40 peserta dari berbagai sekolah dasar se-Kecamatan Cikajang ini menyajikan kembali permainan tradisional Sunda yang dulu menjadi bagian dari keseharian anak-anak desa, namun kini mulai tergeser oleh gadget dan permainan modern.
Ketua Panitia Pelaksana NGARACIK 2025, Kang Teten Rustendi, menjelaskan bahwa Kabarulem bukan sekadar lomba, melainkan gerakan kecil untuk membangkitkan kembali permainan tradisional sebagai bagian dari identitas dan pendidikan karakter anak.
“Kabarulem ini adalah cara kita memperkenalkan kembali warisan permainan jaman baheula yang sarat nilai kebersamaan, kreativitas, ketangkasan, dan sportivitas. Sayangnya, permainan ini kini mulai ditinggalkan karena anak-anak lebih sibuk dengan layar gadget,” ujar Kang Teten.
Ia menambahkan bahwa tujuan utama kegiatan ini adalah untuk menanamkan rasa cinta terhadap budaya lokal sejak dini, serta mengajarkan nilai-nilai sosial seperti gotong royong, sportivitas, dan koneksi emosional dengan lingkungan sekitar.
Beragam permainan tradisional yang syarat akan nilai dan kegembiraan dimainkan dengan semangat tinggi oleh para peserta, di antaranya Egrang, Jampanaan, Gampar, Akodeja, Gatrik, Alung Sarung, Perepet Jengkol, Sumpitan.
Suasana menjadi hidup dan penuh nostalgia saat anak-anak, guru, dan orang tua menyaksikan lomba yang tidak hanya seru, tapi juga mendidik dan membangkitkan memori masa kecil.
Permainan tradisional dalam Kabarulem bukan sekadar hiburan, tetapi juga bagian dari kebudayaan olahraga yang melatih fisik, mengasah strategi, dan menumbuhkan semangat juang. Melalui kegiatan ini, NGARACIK 2025 membuktikan bahwa pelestarian budaya bisa dilakukan dengan cara yang menyenangkan dan inklusif.
Lebih dari itu, Kabarulem menjadi jembatan lintas generasi, mempertemukan masa lalu dan masa kini dalam satu arena yang sarat makna: lapangan tanah, suara tawa, dan gerak yang merdeka.
Dengan diadakannya perlombaan Kabarulem dalam NGARACIK 2025, masyarakat Cikajang membuktikan bahwa modernitas tak harus memutus akar tradisi. Justru dari permainan rakyat inilah, karakter tangguh, gembira, dan gotong royong bisa tumbuh dengan kuat di dada generasi muda.
Dan dari sini pula, kita menyadari di balik tawa anak-anak yang berlari di lapangan, ada harapan besar untuk masa depan budaya kita yang tetap hidup dan mengakar.
Kegiatan Kabarulem ini sendiri dikoordinasikan oleh para guru olahraga se-Kecamatan Cikajang yang tergabung dalam wadah IGORA (Ikatan Guru Olahraga), dengan dukungan penuh dari Koordinator Wilayah Pendidikan Cikajang, Bapak Saepuloh. Berkat kerja sama dan komitmen para pendidik inilah, perlombaan Kabarulem sukses digelar dengan meriah, rapi, dan penuh makna. (Cepi Gantina/Jajang Nurjaman)