IPCRA, IKA Unhan dan APPRA Menggelar Webinar Bertajuk Bersama Membentuk Perdamaian Untuk Membangun Budaya Damai di Kawasan Asia Tenggara

PORTALBELANEGARA.COM, Jakarta – Hari Perdamaian Internasional (Hari Perdamaian) selama ini dirayakan di seluruh dunia setiap tanggal 21 September sejak tahun 1981. Ini adalah hari yang telah diputuskan dengan suara bulat oleh PBB melalui sebuah resolusi. Tujuannya adalah untuk mempunyai tanggal yang sama secara global bagi semua umat manusia dalam rangka berkomitmen pada Perdamaian di atas semua perbedaan dan berkontribusi dalam membangun Budaya Perdamaian di antara bangsa-bangsa.

Tema Hari Perdamaian 2020 adalah Membentuk Perdamaian Bersama. Semangat yang sama juga terlihat pada pembentukan Association of Southeast Asia Nations (ASEAN) pada tahun 1967, dan hal ini terus dipertahankan hingga saat ini untuk menjaga stabilitas perdamaian di kawasan.

Dalam webinar yang dilaksanakan pada hari Rabu, (23/09/2020) melalui Zoom Meeting dan ditayangkan secara live di channel YouTube @ikatanalmuniunhan, pembicara utama, M.G. TNI Dr. Jonni Mahroza menggarisbawahi topik webinar yaitu “Bersama Membentuk Perdamaian dan Membangun Budaya Damai Antar Bangsa di Kawasan Asia Tenggara” adalah untuk mengingatkan pentingnya pelestarian perdamaianHal ini telah menginspirasi banyak kerjasama antar masyarakat dan keterlibatan nyata dalam membangun budaya damai. Universitas Pertahanan Indonesia terlibat aktif dalam ASEAN Regional Forum mengenai hal ini.

Pembicara pertama, Duta Besar Rezlan Ishar Jenie (Direktur Eksekutif Institut Perdamaian dan Rekonsiliasi ASEAN) menekankan poin-poin perlunya bekerjasama dan menciptakan solusi untuk mengatasi krisis dunia saat ini (pandemi Covid-19), tetapi juga membangun saling pengertian antar negara.

Pembicara kedua, M.G. TNI Dr. rer. pol. Rodon Pedrason, M.A (Kementerian Pertahanan Republik Indonesia) menyoroti pendekatan soft power dalam membentuk perdamaian bersama antar negara ASEAN. Pentingnya kerjasama antar pemerintah di negara-negara ASEAN bertujuan untuk membangun solidaritas dan kerjasama lintas batas dan sektor yang tidak hanya memberikan manfaat bagi masyarakat Indonesia, negara-negara anggota ASEAN, dan Kawasan Asia, serta bagaimana mencerminkan tugas Indonesia sebagai Kepala Persatuan Dewan Keamanan Negara.

Pembicara ketiga,  Professor Herbert Rosana (Professor of Peace and Security Studies, Bicol University, Filipina) menyoroti pentingnya Shaping Peace Together antar Negara ASEAN melalui kerjasama dan pendekatan perdamaian antar masyarakat, khususnya dalam pendidikan perdamaian karena hal ini akan memberikan dampak pada mata pencaharian masyarakat dan perdamaian secara berkesinambungan.

Disscusant pertama yaitu Prof. Kamarulzaman Askandar dan Assoc. Prof.Chanintira na Thalang telah memperkaya diskusi dengan menggarisbawahi budaya damai bersama antar negara ASEAN, terutama pentingnya solidaritas dan kerja sama bagi kesinambungan kawasan.

Dalam webinar ini, Prof. Matt Meyer – Wakil Sekretaris Jenderal Asosiasi Riset Perdamaian Internasional menyapa peserta webinar dengan menyoroti pentingnya kerja sama antar negara dan pendidikan untuk membangun generasi yang tangguh di masa depan.

Kesimpulan yang mengemuka dalam Webinar ini adalah dalam konteks pembangunan perdamaian, diperlukan forum untuk bertukar pikiran dan memperkaya wawasan, saling pengertian, sekaligus langkah untuk menciptakan sinergi, kerja sama, komunikasi, dan kolaborasi. Hal-hal ini di kemukakan dalam pendekatan soft-power defense dan konteks pembangunan manusia. Terkait hal ini, Kita perlu menginspirasi dan memotivasi semangat perdamaian dan perdamaian antar bangsa, terutama pemuda sebagai pemimpin masa depan. (Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!