Bupati Blora, Semangati Tenaga Medis Puskesmas
PORTALBELANEGARA.COM, Blora – Bupati Djoko Nugroho dengan didampingi Asisten Administrasi dr. Henny Indriyanti, M,Kes, Plt. Kepala Dinas Kesehatan, Lilik Hernanto, SKM, M.Kes, dan Kabag Kesra Drs. Sugiyanto, M.Si, pada hari Selasa (28/4/2020), melaksanakan kunjungan ke beberapa Puskesmas. Kunjungannya itu untuk menyerahkan bantuan APD (Alat Pelindung Diri) dan memberikan suntikan semangat serta motivasi kepada tenaga medis.
Lokasi pertama yang dituju Bupati dan rombongan adalah di Puskesmas Ngawen, kemudian singgah ke Balaidesa Bergolo, Kecamatan Ngawen untuk menghadiri musyawarah desa yang diisi dengan sosialisasi pencegahan penularan Covid-19. Kemudian lanjut ke Puskesmas Rowobungkul.
Selanjutnya menuju Puskesmas Japah, Puskesmas Todanan dan terakhir ke Puskesmas Gondoriyo. Turut hadir jajaran Forkopimcam setempat dan para Kepala Desa terkait dari sekitar lokasi Puskesmas.
“Kedatangan saya kesini, ke Puskesmas untuk menjenguk jenengan (para perawat dan tenaga medis). Kerjanya yang semangat. Kalian jangan sampai sakit. Kita tak tahu wabah ini akan berakhir kapan, oleh sebab itu kesehatan para tenaga medis juga harus diperhatikan. Bikin shif, sebagian masuk, sebagian libur agar bisa tetap fit dalam memberikan pelayanan. Ini kita berikan bantuan baju APD untuk pelindung diri dan madu agar bisa jadi suplemen kesehatan,” ucap Bupati.
APD yang disalurkan sejumlah 40 pcs untuk Puskesmas Ngawen, 35 pcs untuk Puskesmas Rowobungkul, 40 pcs untuk Puskesmas Japah, 40 pcs untuk Puskesmas Todanan, dan 30 pcs untuk Puskesmas Gondoriyo.
Bupati juga berpesan agar para tenaga medis selalu meningkatkan kewaspadaannya setiap menjalankan tugas.
“Tugas kita saat ini dua, yakni mengantisipasi penularan virus dari pada pendatang atau pemudik, serta mengendalikan perilaku masyarakat yang hingga kini masih sulit diatur. Banyak yang masih ndableg (tidak patuh) pada anjuran pemerintah. Padahal anjuran kita sampaikan untuk keselamatan bersama,” lanjut Bupati.
Khusus untuk Desa Bergolo, Bupati di depan perwakilan tokoh masyarakat setempat menyampaikan agar lebih waspada dan hati-hati karena saat ini ada 3 warga desanya yang positif rapid test. Meskipun belum dinyatakan positif Covid-19 secara pemeriksaan Swab Test, Bupati meminta agar kegiatan masyarakat dibatasi.
“Ketiga warga Desa Bergolo yang positif rapid-test ini adalah para santri yang berasal dari kluster Temboro Magetan. Mereka memang tidak mengalami gejala klinis, fisiknya sehat. Namun setelah di rapid, menunjukkan reaktif terhadap keberadaaan virus. Sehingga sesegera mungkin akan dibawa ke RSUD Blora untuk diambil Swab Test nya dan di kirim ke BTLK Yogyakarta,” terang Bupati.
“Untuk sementara kalau bisa ibadah Ramadhan nya cukup di rumah saja nggih. Kita tidak tahu seseorang yang ada di sekitar kita telah tertular virus. Lebih baik kita saling jaga, jangan berjabat tangan dulu. Dulu yang kena virus ada gejalan batuk, demam dan lainnya, namun kini ada juga yang kena virus tanpa ada gejala atau carier, ini yang membahayakan,” tegas Bupati.
Kepala Desa Bergolo, Subari menyampaikan bahwa pada tanggal 15 Mei nanti diprediksi juga akan pemulangan sejumlah santri dari Temboro, Magetan. Pihaknya meminta agar pemulangan santri ini bisa ditunda dahulu sampai wabah Covid-19 ini bisa berlalu.
Menanggapi hal tersebut, Bupati Djoko Nugroho langsung memberikan respon dengan akan mengontak Bupati Magetan dan Gubernur Jawa Tengah.
“Memang benar saat ini ada beberapa santri dari kluster Temboro Magetan yang pulang ke Blora ternyata reaktif rapid-test nya. Selain di Bergolo Ngawen sini, juga ada di Kradenan. Nanti saya akan hubungi Bupati Magetan, dan Gubernur Ganjar Pranowo agar bisa berkoordinasi dengan Bu Khofifah Gubernur Jatim, kalau bisa Ponpes Temboro Magetan jangan memulangkan santrinya dulu agar tidak menyebar. Ditangani disana agar lebih fokus,” tambah Bupati.
Sementara itu, Plt. Kepala Dinas Kesehatan, Lilik Hernanto, SKM, M,Si, menyampaikan bahwa untuk kasus di Desa Bergolo ini akan segera dilakukan pengambilan swab-testnya.
“Untuk pengambilan swab test memang tidak bisa dilakukan di rumah seperti rapid test, pasien akan kita antar dengan ambulance ke RSUD Blora untuk diswab. Sedangkan untuk keluarganya yang pernah kontak, akan kita rapid setelah tujuh hari kepulangan pasien,” ujar Lilik Hernanto.
“Sementara itu kita minta agar pihak desa melakukan isolasi terhadap pasien ini. Karena tanpa gejala klinis, maka cukup isolasi mandiri di rumah, jika rumahnya berdekatan dalam satu dukuhan. Kami sarankan dikumpulkan jadi satu saja di suatu rumah agar pengawasannya mudah,” sambung Lilik Hernanto.
Pihaknya berharap agar yang positif rapid test ini nanti hasil swab nya negatif, sehingga tidak ada lagi penambahan kasus Covid-19 di Kabupaten Blora. (BRT.mpni)