Tips Menuruni Tanjakan Ekstrim Gibod di Cikawung Banyumas Dengan Motor Matic
PORTALBELANEGARA.COM, Banyumas – Tips ini coba ditularkan Serka Eko Budi Wiyono, Babinsa Petahunan, Koramil 15 Pekuncen, Kodim 0701 Banyumas, kepada seluruh pembaca yang mempunyai motor matic jika akan menuruni suatu tanjakan terjal agar tidak mengalami rem blong dan mengakibatkan kecelakaan masuk jurang atau menabrak objek yang ada di depannya.
“Kecelakaan akibat rem blong juga dipicu karena kurangnya pengalaman pengemudi motor matic, karena terlalu lama menekan tuas rem sehingga cakram dan kampas rem menjadi overheat dan akhirnya blong,” bebernya, di tikungan maut gibod, Rabu (5/8/2020).
Untuk itulah sebaiknya turunkan kecepatan atau bahkan tutup gas, lakukan pengereman dengan sistem tekan-lepas tekan lepas, dan jika turunan terlalu panjang sebaiknya berhenti sejenak untuk mendinginkan cakram.
Eko juga menjelaskan bahwa dirinya sebelumnya berdinas di Kodim 0713 Brebes, dan sesekali ditugaskan ke wilayah Kecamatan Salem. Sepulang dari Salem, dirinya harus menuruni Gunung Lio yang memiliki tanjakan/turunan yang lebih ekstrim lagi dari gibod.
“Di gunung Lio juga sudah dipasang guardrail dan pembatas jalan darurat dari bambu dan ban bekas, Karen banyaknya pengendara sepeda motor matic yang kurang berpengalaman masuk ke jurang akibat rem blong,” tandas Babinsa yang setiap hari menggunakan motor matic untuk ke desa binaannya itu.
Di Gunung Lio Salem itu, dipasang himbauan tertulis bagi pengendara motor matic, yaitu istirahat sejenak dan siram cakram dengan air mineral.
Ditambahkannya, untuk kasus kendaraan manual tidak terlalu berbahaya asalkan menutup gas dan segera oper gigi rendah untuk memaksimalkan engine brake atau rem mesin, sehingga tinggal dibantu rem.
Untuk diketahui, setelah selesainya TMMD Reguler 108 Banyumas (29/7), yang membangun infrastruktur di Desa Wisata Petahunan, berupa jalan beton 1,8 kilometer lebar 3,7 meter, dari Dukuh Semingkir menuju Obyek Wisata Curug Nangga, maka akan mulai banyak wisatawan yang akan berkunjung kesana, dan pulangnya melewati tanjakan/turunan gibod tersebut.
Selain Curug Nangga, di Desa Wisata Petahunan juga terkenal dengan lokawisata pemandangan alam Bukit Watu Kumpul yang akan segera dijadikan aset olahraga paralayang Banyumas.
Selain itu, juga terdapat sejumlah potensi wisata yang masih terpendam yang meliputi Curug Rinjing, Curug Pengantin, Tuk Pengasinan atau mata air asin, Makam Eyang Gusti Aji yaitu ulama penyebar agama islam di Banyumas, dan juga petilasan pertapaan Ki Ajar Wirangrong yang merupakan Brahmana sakti jaman kerajaan Pajajaran. (Aan)