Sukamanah: Jejak Spiritualitas dalam Lahirnya Desa Harapan

Garut || Di sebuah sudut tenang wilayah Desa Barusuda, Kecamatan Cigedug, Kabupaten Garut, lahirlah sebuah harapan baru yang diberi nama Desa Sukamanah. Bukan sekadar pemekaran wilayah administratif, Sukamanah adalah representasi dari perjalanan spiritual dan sosial masyarakat yang mendambakan kemajuan tanpa kehilangan akar ketauhidan.
Bukan Sekadar Nama, Tapi Amanah
Pemekaran desa yang kini berstatus sebagai Desa Persiapan Sukamanah bukanlah proses biasa. Ia lahir dari ruang-ruang musyawarah yang khusyuk, dari lantunan doa-doa panjang yang menembus langit, dan dari kebulatan tekad para tokoh agama, ulama, serta Ketua MUI Desa Barusuda. Di balik nama Sukamanah, tersimpan nilai luhur yang lebih dalam dari sekadar simbol.
Makna Sukamanah dalam Perspektif Bahasa dan Ruhaniyah
Secara bahasa, “Suka” bermakna bahagia, senang, atau kesenangan, sedangkan “Manah” dalam bahasa Sunda berarti hati. Maka “Sukamanah” secara makna menyiratkan “hati yang bahagia”, “ketentraman jiwa”, atau “kesenangan hati yang bersumber dari kedamaian”. Nama ini menjadi doa agar seluruh penghuni desa kelak hidup dalam suasana tenteram, harmonis, serta dilimpahi keberkahan dari Allah SWT.
Dalam kajian ruhaniyah, nama adalah cerminan doa. Rasulullah SAW sendiri memberi perhatian besar terhadap penamaan yang baik, sebab nama dapat menjadi identitas, doa, dan bahkan takdir. Oleh sebab itu, penentuan nama Sukamanah tidak dilakukan secara sembarangan. Empat nama diajukan dalam rapat pengajian Mekarhurip, Bitungsari, Mandiri, dan Sukamanah namun setelah melalui proses istikharah, para ulama dan tokoh agama mendapat keyakinan bahwa Sukamanah adalah pilihan yang paling membawa maslahat.
Istikharah: Proses Spiritual Menjemput Petunjuk Ilahi
Istikharah adalah ibadah yang diajarkan Nabi Muhammad SAW kepada umatnya ketika dihadapkan pada pilihan penting. Dalam konteks ini, istikharah dilakukan oleh para tokoh agama bukan hanya untuk memilih nama, tetapi juga sebagai bentuk tawakal dan penyerahan penuh kepada kehendak Allah SWT atas masa depan desa ini.
Melalui istikharah, dipanjatkan harapan agar desa yang lahir kelak Tumbuh dalam keberkahan. Menjadi tempat pendidikan dan penguatan akhlak. Mengembangkan ekonomi kerakyatan. Menjadi teladan gotong royong, kemandirian, dan ketahanan sosial
Dari Kajian Menuju Peradaban Desa Berkarakter Islami
Desa Sukamanah lahir dari semangat umat Islam dalam memadukan niat baik, ilmu, dan doa. Dengan jumlah penduduk ribuan jiwa, sektor pendidikan yang mulai tumbuh, pondok pesantren yang hidup, dan potensi pertanian serta peternakan yang kuat, desa ini disiapkan untuk menjadi desa yang tak hanya maju secara fisik, tetapi juga berkarakter dan berakhlak.
Musyawarah yang mendalam dalam proses pemekaran dan penamaan desa ini menunjukkan bahwa Islam bukan hanya agama ibadah ritual, tetapi juga agama musyawarah, kebijaksanaan, dan pembangunan peradaban.
Nama Ini Adalah Doa Kita Semua
Sukamanah bukan hanya nama desa, ia adalah doa kolektif yang mengakar dalam kesadaran masyarakat, bahwa setiap langkah yang kita ambil harus dilandasi oleh nilai ilahiyah. Ia adalah simbol bahwa masyarakat Desa Barusuda dan sekitarnya tidak hanya membangun wilayah baru, tetapi juga membangun harapan baru yang berpijak pada keimanan dan ketakwaan.
Semoga Desa Persiapan Sukamanah benar-benar menjadi desa yang amanah, berkah, dan bermanfaat, menjadi cahaya baru dari Barusuda untuk Garut dan untuk Indonesia.
Artikel ini ditulis setelah penulis menghadiri dan menyimak Rapat Akbar yang dilaksanakan oleh Panitia Pemekaran Desa pada hari Jum’at, 23 Mei 2025 lalu.
Ditulis oleh : Cepi Gantina