Menyikapi Pembelajaran di Tengah Pandemi Virus Corona Menggunakan Media Pembelajaran Berbasis Teknologi

Sebagai seorang guru yang profesional seperti yang telah diamanatkan dalam Undang-Undang No 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Pasal 1 “Guru adalah pendidik yang memiliki tugas utama yaitu mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah”. Atas dasar itulah, guru diharapkan bisa melaksanakan tugas keprofesiannya sebagai pendidik yang mempesona, yang dilandasi sikap cinta tanah air, berwibawa, tegas, disiplin, penuh panggilan jiwa, samapta, disertai dengan jiwa kesepenuhhatian dan kemurahhatian. Untuk melandasi tugas utama dan tugas keprofesian guru tersebut, Undang – Undang Guru dan Dosen tahun 2005 pasal 8 telah menyebutkan bahwa guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Selanjutnya dalam pasal 10 Undang-Undang Guru dan Dosen tahun 2005 menyebutkan bahwa kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi. Dalam rangka meningkatkan empat kompetensi guru khususnya kompetensi pedagogig yang relevan dengan tuntutan perkembangan abad 21.
Atas dasar itulah selayaknya setiap guru saat ini harus sudah bisa memenuhi tuntutan zaman dalam hal memberikan pembelajaran kepada peserta didiknya dengan mengikuti perkembangan pembelajaran abad 21. Terlebih dimasa pandemi virus corona yang masih melanda hampir diseluruh belahan dunia termasuk di Indonesia. Lalu apa yang harus kita lakukan sebagai guru untuk tetap bisa memberikan pembelajaran kepada peserta didik kita walaupun dimasa pandemi seperti sekarang ini ?, kemudian inovasi-inovasi pembelajaran seperti apakah yang harus kita lakukan supaya peserta didik tetap bisa belajar untuk menuntut ilmu walaupun dalam masa pandemi ? nah, dari kedua pertanyaan tersebut penulis akan mencoba untuk memberikan sebuah gambaran serta solusi untuk menyikapi pembelajaran di tengah pandemi virus Corona dengan menggunakan media pembelajaran berbasis teknologi.
Seperti yang telah kita ketahui bersama bahwa sampai saat ini pemerintah belum mengizinkan setiap satuan pendidikan untuk melaksanakan proses pembelajaran secara tatap muka melainkan proses pembelajaran hanya bisa dilakukan secara daring (dalam jaringan). Dengan kata lain baik siswa ataupun gurunya dalam melaksanakan pembelajaran berbasis internet serta mempunyai perangkat berupa handphone yang memadai ataupun laptop untuk bisa melaksanakan pembelajaran dalam jaringan.
Yang jadi permasalahan baik bagi guru ataupun siswa salah satunya adalah kendala jaringan internet yang belum merata dan stabil, serta keberpunyaan perangkat berupa handphone atau laptop bagi guru dan siswa, karena tidak semua siswa atau bahkan mungkin gurunya sendiripun mempunyai perangkat handphone atau laptop yang memadai untuk melakukan pembelajaran dalam masa pandemi ini. Sebagai pendidik yang ingin mencerdaskan anak bangsa, terkait kondisi pandemi ini, saya berusaha melakukan pembelajaran dengan berbasis teknologi yang memang dapat dilakukan oleh guru dan peserta didik yaitu pembelajaran inovatif sesuai karakteristik pembelajaran Abad 21.
Rancangan pembelajaran adalah suatu prosedur sistematis yang terdiri dari beberapa komponen menjadi satu kesatuan yang saling terkait dan mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu secara konsisten dan teruji. Rancangan pembelajaran inovatif dapat dimaknai sebagai aktivitas persiapan pelaksanaan pembelajaran yang menerapkan unsur-unsur pembelajaran terbaru di abad 21 dan terintegrasi dalam komponen maupun tahapan pembelajaran yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Unsur-unsur pembelajaran terbaru yang dimaksud, antara lain; TPACK (technological, pedagogical, content knowledge) sebagai kerangka dasar integrasi teknologi dalam proses pembelajaran, pembelajaran berbasis Neuroscience, pendekatan pembelajaran STEAM (Science, Technology, Engineering, Arts, and Mathematics), dan unsur-unsur lain yang terintegrasi di dalam komponen dan tahapan pembelajarannya. Karakteristik rancangan pembelajaran inovatif ditandai dengan penerapan unsur-unsur baru pembelajaran abad 21, antara lain: kolaborasi peserta didik-guru, berorientasi pada HOTS, mengintegrasikan ICT, berorientasi pada keterampilan belajar, mengembangkan keterampilan Abad 21 (4C) dan 6 literasi, serta penguatan pendidikan karakter peserta didik. Karakter lainnya yaitu adanya penerapan konsep TPACK, Neuorscience, Model pembelajaran STEAM maupun Digital Learning.
Unsur-unsur pembelajaran terbaru yang dimaksud, antara lain; TPACK (technological, pedagogical, content knowledge) sebagai kerangka dasar integrasi teknologi dalam proses pembelajaran, pembelajaran berbasis Neuroscience, pendekatan pembelajaran STEAM (Science, Technology, Engineering, Arts, and Mathematics), HOTS (Higher Order Thinking Skills), Tuntutan Kompetensi Abad 21 atau 4C (Comunication, Collaboration, Critical Thinking, Creativity), kemampuan literasi, dan unsur-unsur lain yang terintegrasi dalam komponen maupun tahapan rencana pembelajarannya. Untuk pendekatan pembelajaran yang tepat, bisa dipilih Saintifik atau STEAM.
Problem based learning, project based learning, cooperative learning, contextual learning, digital learning, atau blended learning adalah pilihan model pembelajaran yang sesuai. Adapun metode pembelajaran yang berorientasi kolaborasi peserta didik dan guru dapat dilakukan dengan tanya jawab, guru yang aktif, siswa yang aktif, guru yang aktif siswa yang aktif, kolaborasi siswa – guru, kolaborasi siswa – guru, diskusi, demontrasi, bermain peran, simulasi, permainan, praktek, latihan, penemuan, atau eksperimen. Pengintegrasian ICT di segala bidang adalah suatu keniscayaan yang harus dilaksanakan di Era Industri ini. Demikian pula dalam bidang pendidikan, rancangan pembelajaran inovatif tentunya semaksimal mungkin mengintegrasikan ICT. Penggunaan laptop, HP, atau gawai lainnya oleh guru maupun siswa dalam kegiatan pembelajaran di kelas maupun di luar kelas merupakan wujud dari integrasi ICT.
Berorientasi pada keterampilan belajar dan mengembangkan Keterampilan Abad 21 (4C), keterampilan belajar merupakan suatu teknik yang digunakan untuk memperoleh, mempertahankan, serta mengungkapkan pengetahuan dan merupakan cara untuk menyelesaikan persoalan belajarnya. Dalam memperoleh keterampilan belajar, siswa diarahkan untuk mampu menyadari bagaimana cara belajar yang terbaik sehingga menjadi lebih bertanggung jawab terhadap kegiatan belajarnya baik secara individu maupun kelompok. Selanjutnya, ada 4 unsur utama dalam keterampilan belajar, yaitu: transformasi persepsi belajar, keterampilan manajemen pribadi, interpersonal dan kerjasama tim, serta kesempatan bereksplorasi. Unsur yang serupa meski tidak sama ada pada tuntutan keterampilan abad 21 terutama 4C (Creativity, Collaboration, Critical Thingking, dan Communication). Untuk mewujudkan 2 hal di atas, guru dapat menerapkan model, pendekatan, dan metode pembelajaran yang tepat. Integrasi keterampilan belajar dan keterampilan abad 21 juga dapat diwujudkan pada langkah-langkah kegiatan belajar.
Seiring dengan berkembangnya teknologi, profesi guru tentu menghadapi berbagai peluang dan tantangan baru. Peluang dan tantangan tersebut berupa perubahan yang sedemikian cepat pada beberapa tahun terakhir ini. Berawal dari laman situs, pembuatan film, email dan produksi animasi, lalu merambah ke blog, video Youtube, konferensi video dan game 2D, hingga akhirnya meliputi jejaring sosial, TV online, dan dunia 3D. Perkembangan teknologi dan imajinasi ini menuntut keterampilan dan kecerdasan manusia yang lebih tinggi. Dampaknya, siswa-siswa generasi Abad 21 memiliki karakteristik yang berbeda dibanding generasi sebelumnya. Pada abad ke 21, bidang ilmu pengetahuan berkembang lebih cepat dan saling bersinggungan satu sama lain, misalnya ilmu Biologi tidak hanya mempelajari bidang biologi saja namun bisa juga mempelajari ilmu Mekanik sehingga orang yang mempelajari bidang tersebut menjadi ahli Biomekanika. Ilmu Biologi juga dapat bersingungan dengan ilmu Fisika, sehingga orang yang mempelajari menjadi ahli Biofisika. Tren pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di masa depan membutuhkan orang-orang yang mau belajar secara integratif dan inovatif. STEAM (Science, Technology, Engineering, Arts, and Mathematics), merupakan pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan penerapan sains dan teknologi melalui teknik dan seni dengan berlandaskan unsur-unsur matematis.
Untuk melaksanakan pembelajaran yang baik dengan pendekatan STEAM perlu perancangan pembelajaran yang berkualitas baik. Pembelajaran yang menggunakan pendekatan STEAM menyediakan metode belajar yang terintregrasi, interaktif dan efektif yang dikombinasikan dengan pembelajaran mandiri dan kerja kelompok. Dasar dari pembelajaran dengan pendekatan STEAM terletak pada pembelajaran inkuiri dan pemikiran kritis. Kedua hal tersebut berbasis proses yang berarti proses saat mengajukan pertanyaan, proses menimbulkan rasa ingin tahu, dan proses menemukan solusi dari suatu masalah.

Penulis :
Kusnadi, S.Pd.
Guru Kelas VI SDS Miftahul Falah
Di Kampung Ciaul, Desa Mekarsari, Kecamatan Cikajang, Kabupaten Garut, Provinsi Jawa Barat.